Menimbang Potensi Saham AALI dan LSIP di Tengah Gejolak Harga CPO
- Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan menyebut harga CPO akan tetap bergejolak di tahun 2023, menyikap keseimbangan antara pasokan dan permintaan kelapa sawit dunia.
Pasar Modal
JAKARTA – Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan menyebut harga CPO akan tetap bergejolak di tahun 2023, menyikap keseimbangan antara pasokan dan permintaan kelapa sawit dunia.
Rizkia menyatakan pasokan minyak nabati global saat ini terbatas karena adanya gangguan rantai pasokan dan produksi minyak nabati dunia yang lebih rendah.
“Ke depannya, kami memperkirakan pasokan minyak nabati dunia masih akan cenderung terbatas akibat cuaca yang kurang menguntungkan,” ujarnya melalui riset yang dirilis Rabu, 1 Maret 2023.
Dari sisi pasokan, kata dia, produksi CPO dari Indonesia dan Malaysia masih berpotensi untuk tetap berada pada level batas karena produktivitas yang menurun dan kondisi cuaca yang kurang menguntungkan.
- Blokir Anggaran Rp50,2 Triliun, Sri Mulyani: untuk Pencadangan Bantalan Ekonomi
- Zona Korea Creative Space, Surganya Para Kpopers di Jakarta
- Dorong Profitabilitas GoTo di Kuartal IV-2023, Gojek Siapkan Tiga Strategi Utama
Ia menilai permintaan CPO akan tetap utuh, di mana China dan India akan terus menjadi tujuan global utama. Sebab China saat ini didukung oleh reopening, dan India karena produksi minyak penggantinya yang kurang baik.
“Kami mengalihkan coverage kami dari analis sebelumnya dengan pandangan netral terhadap sektor CPO,” imbuhnya.
Menimbang kondisi di atas, Rizkia merekomendasikan trading buy untuk saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dengan target harga Rp9.250 per lembar. Saham AALI sendiri berada pada level Rp8.375 pada penutupan perdagangan Rabu, 1 Maret 2023.
Selain itu, Rizkia juga merekomendasikan trading buy untuk saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan target harga Rp1.180 per lembar. Saat ini, saham emiten Grup Salim itu berada pada kisaran harga Rp1.070 per lembar.