<p>Gedung SCTV milik PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) / Facebook @SCTV</p>
Korporasi

Menimbang Prospek SCMA di Tengah Peningkatan Belanja Iklan

  • Perseroan akan mendapatkan manfaat dari peningkatan pengeluaran iklan oleh perusahaan barang konsumen pada tahun 2023, didorong oleh sejumlah faktor seperti penguatan merek dan inovasi produk.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten media milik Grup Emtek, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) memiliki potensi penguatan kinerja keuangan pada tahun ini kendati sempat mengalami koreksi laba bersih yang signifikan pada kuartal III-2023.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rut Yesika Simak mengatakan, perseroan akan mendapatkan manfaat dari peningkatan pengeluaran iklan oleh perusahaan barang konsumen pada tahun 2023, didorong oleh sejumlah faktor seperti penguatan merek dan inovasi produk. 

Berdasarkan studi kasus Rut disebutkan bahwa aanggaran pengeluaran iklan untuk lima perusahaan barang konsumen meningkat sebesar 14% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada tiga bulan pertama tahun ini.

“Kondisi itu menunjukkan permintaan tinggi terhadap media dan kebutuhan untuk mencapai audiens yang lebih luas,” ujarnya ketika dikonfirmasi, Senin, 26 Juni 2023.

Grup TV dibawah naungan SCMA sendiri telah mencapai pangsa audiens yang luar biasa sebesar 35% dalam empat bulan pertama tahun 2023. Meskipun pendapatan iklan masih belum membaik, Rut optimistis perseroan akan mengantisipasinya pada paruh kedua tahun ini. 

Selain menjaga audience share TV, Rut mengungkapkan adanya peningkatan yang luar biasa pada platform OTT SCMA, yakni Vidio. Pertumbuhan iklan digital dan out-of-home (OOH) secara konsisten meningkat setiap tahun.

“Ini memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pendapatan keseluruhan SCMA,” paparnya.

Rut memperkirakan segmen digital dan OOH perseroan akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan terganda (CAGR) sebesar 36,2% dari tahun 2018 – 2024. “Meskipun perjalanan menuju profitabilitas masih berlangsung.”

Berdasarkan analisis itu, Rut mentransfer coverage saham SCMA dengan target harga sebesar Rp182 per lembar, yang mengimplikasikan P/E 2023 sebesar 15,2x (-0.5 SD dari P/E rata-rata 5 tahun). “Kami memperkirakan bahwa pendapatan dan laba SCMA akan kembali normal,” tambahnya.

Kinerja SCMA

Pada kuartal pertama tahun 2023, bottom line SCMA mengalami anjlok 76,5% yoy dan 327,6% dari triwulan sebelumnya (qoq) menjadi hanya Rp67 miliar. Pelemahan performa ini dapat diatribusikan pada pertumbuhan top line yang datar.

Masih pada periode yang sama, pendapatan perseroan turun tipis 0,4% yoy. Pada sisi lain, biaya program SCMA meningkat 19,6%. “Namun, kami mengharapkan prospek yang lebih positif pada semester II-2023 dengan biaya siaran yang lebih rendah setelah Piala Dunia selesai pada akhir periode tahun lalu.”

Dibandingkan dengan tahun lalu, SMCA berhasil mencatatkan penguatan pendapatan setelah penerapan ASO dengan pertumbuhan pendapatan yang stabil, terutama selama acara Piala Dunia. Namun setelah itu penurunan tingkat audien menjadi tantangan yang harus dihadapi perseroan.

“Untuk meningkatkan pangsa audiens, kami berpikir perusahaan media seperti SCMA harus fokus pada produksi acara-acara berkualitas tinggi, terutama selama prime time,” tutup Rut.

Sebagai informasi, SCMA merupakan salah satu pemain utama di industri media Indonesia dengan pengalaman lebih dari 20 tahun. Perusahaan ini menawarkan berbagai layanan, berkembang secara internasional, dan menduduki posisi tinggi di industri hiburan dengan saluran seperti SCTV dan Indosiar, serta platform OTT nomor satu di Indonesia, Vidio.