<p>Program sejuta rumah Kementerian PUPR. / Dok. Kementerian PUPR</p>
Nasional

Meningkat, Realisasi Program Sejuta Rumah Mencapai 1,11 Juta Unit pada 2021

  • Sempat menurun menjadi 965.217 unit rumah pada tahun 2020 akibat merebaknya pandemi COVID-19, tahun lalu PUPR kembali menyelesaikan 1,11 juta unit rumah.
Nasional
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berhasil meningkatkan realisasi Program Sejuta Rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) pada tahun 2021.

Sempat menurun menjadi 965.217 unit rumah pada tahun 2020 akibat merebaknya pandemi COVID-19, tahun lalu PUPR kembali menyelesaikan 1,11 juta unit rumah. Pencapaian ini melanjutkan tren realisasi di atas 1 juta unit rumah sejak tahun 2018.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto mengatakan capaian tersebut tentunya tidak terlepas dari dukungan berbagai pemangku kepentingan bidang perumahan atau stakeholder perumahan seperti pengembang perumahan, kalangan perbankan, sektor swasta, serta masyarakat.

"Program Sejuta Rumah merupakan wujud nyata perhatian pemerintah terhadap pembangunan rumah untuk masyarakat Indonesia," katanya dalam keterangan pers, Rabu, 19 Januari 2022.

Dia merinci, capaian Program Sejuta Rumah tahun 2021 tersebut terdiri dari 826.500 unit rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 279.207 unit rumah non MBR.

Capaian rumah MBR terdiri dari hasil pembangunan rumah yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR sebanyak 341.868 unit, kementerian/lembaga lainnya 3.080 unit, pemerintah daerah 43.933 unit, pengembang perumahan 419.745 unit, CSR Perumahan 2.270 unit dan masyarakat 15.604 unit.

Sedangkan rumah untuk non MBR berasal dari hasil pembangunan rumah yang dilaksanakan oleh pengembang perumahan sebanyak 244.010 unit dan masyarakat sebanyak 35.197 unit.

"Persentase rumah MBR adalah 75 persen dan sisanya 25 persen merupakan rumah non MBR. Kami harap hasil pembangunan rumah ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekaligus mengurangi angka kekurangan perumahan," papar Iwan.

Dia menambahkan, sejak dicanangkan pada tahun 2015 oleh Presiden Joko Widodo hingga saat ini jumlah hasil pembangunan rumah di Tanah Air terus meningkat.

Kementerian PUPR mencatat angka capaian Program Sejuta Rumah pada tahun 2015 sebanyak 699.700 unit, tahun 2016 sebanyak 805.169 unit, dan tahun 2017 sebanyak 904.758 unit. Selanjutnya di tahun 2018, mencapai 1.132.621 unit, tahun 2019 sebanyak 1.257.852 unit, dan tahun 2020 sebanyak 965.217 unit rumah.

 Tahun ini, PUPR mengalokasikan anggaran Rp5,1 triliun untuk mengerjakan perumahan MBR. Dari anggaran tersebut, akan dibangun 1.823 unit rumah khusus, 5.141 unit rumah susun, penanganan 87.500 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) milik MBR, dan penyediaan Prasarana Sarana dan Utilitas (PSU) untuk melayani 20.500 unit rumah milik MBR.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa Program Sejuta Rumah terus dilaksanakan agar setiap warga negara Indonesia dapat memiliki dan tinggal di rumah yang layak huni. Terlebih di masa pandemi COVID-19 saat ini rumah menjadi salah satu hal penting bagi masyarakat agar bisa terhindar dari penularan virus.

"Program Sejuta Rumah akan tetap dilanjutkan karena rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang harus dipenuhi," katanya.

Dia berharap dengan terus berjalannya Program Sejuta Rumah dapat menggerakkan perekonomian di tengah pandemi.

Sektor properti dapat menjadi salah satu leading sector karena memiliki multiplier effect yang besar dalam menggerakan lebih dari 140 industri seperti material bahan bangunan, genteng, semen, paku, besi, kayu, dan lainnya, sehingga akan mempengaruhi produktivitas masyarakat.

"Adanya rumah yang layak huni baik dari sisi konstruksi bangunan dan penataan lingkungan melalui Program Sejuta Rumah juga diharapkan dapat menjaga kesehatan masyarakat," ungkapnya.