grace.jpg
Nasional

Menjadi Komisaris MIND ID, Inilah Profil Grace Natalie

  • BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) pada Selasa, 11 Juni, RUPST menetapkan untuk mengangkat Grace Natalie Louisa sebagai Komisaris dan Pamitra Wineka sebagai Komisaris Independen.

Nasional

Distika Safara Setianda

JAKARTA – BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) pada Selasa, 11 Juni, RUPST menetapkan untuk mengangkat Grace Natalie Louisa sebagai Komisaris dan Pamitra Wineka sebagai Komisaris Independen.

Hal tersebut ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin, 10 Juni 2024. 

RUPST juga menyetujui pengangkatan mantan Menteri Keuangan, Fuad Bawazier sebagai Komisaris Utama dan Pamitra Wineka sebagai Komisaris Independen. Selain itu, MIND ID mengumumkan pemberhentian dengan hormat Jisman Parada Hutajulu dari jabatannya sebagai Komisaris.

“Dengan adanya keputusan para pemegang saham ini, diharapkan MIND ID dapat menjadi strategic holding yang terunggul dalam hilirisasi sektor pertambangan Indonesia yang mampu membukukan kinerja optimal secara berkelanjutan,” kata Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso dalam keterangannya, pada Selasa, 11 Juni 2024.

Berikut susunan terbaru pengurus MIND ID:

Dewan Komisaris

  • Komisaris Utama: Fuad Bawazier
  • Komisaris Independen: Muhammad Munir
  • Komisaris Independen: Pamitra Wineka
  • Komisaris: Astera Primanto Bhakti
  • Komisaris: Grace Natalie
  • Komisaris: Nicolaus Teguh Budi Harjanto

Direksi

  • Direktur Utama: Hendi Prio Santoso
  • Wakil Direktur Utama: Dany Amrul Ichdan
  • Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha: Dilo Seno Widagdo
  • Direktur Keuangan: Akhmad Fazri
  • Direktur Manajemen Risiko dan HSSE: Nur Hidayat Udin

Profil Grace Natalie

Grace Natalie lahir pada 4 Juli 1982, memiliki nama lengkap Grace Natalie Louisa. Ia adalah anak dari Brata Ngadiman dan Anna Clementine, dan kini menjadi istri dari Kevin Osmondo, yang dinikahinya pada tahun 2011.

Grace menempuh pendidikan di SMA 3 BPK Penabur dan kemudian meraih gelar sarjana di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie (IBII) jurusan akuntansi. Sebelum terjun ke dunia politik, Grace dikenal sebagai jurnalis dan sering menjadi pembawa acara berita di beberapa stasiun televisi seperti SCTV, ANTV, dan TvOne.

Di TvOne, ia sering tampil sebagai penyiar berita untuk program-program seperti Kabar Pasar, Kabar Petang, Apa Kabar Indonesia, Kabar Terkini, dan lainnya. Untuk memasuki dunia jurnalistik, Grace mengikuti kompetisi SCTV Goes to Campus, sebuah ajang pencarian bakat untuk pembawa acara televisi.

Grace kemudian berhasil memenangkan kompetisi SCTV Goes to Campus dan berkompetisi di tingkat nasional. Di ajang tersebut, ia berhasil menduduki peringkat 5 besar. Sejak itu, ia mulai aktif di dunia pertelevisian Indonesia sebagai pembawa acara berita.

Setelah menjadi pembawa acara di SCTV pada 2004, Grace melanjutkan karier jurnalistiknya di ANTV pada tahun 2006. Sambil bekerja, ia juga mengambil kursus di Maastricht School of Management, Belanda, dari Januari hingga April 2009. Tidak hanya di studio, ia juga terjun ke lapangan untuk liputan.

Sebagai jurnalis, ia pernah melakukan wawancara eksklusif dengan berbagai tokoh, seperti Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta, CEO Majalah Forbes Steve Forbes, dan lain-lain.

Pada 2012, Grace memutuskan berhenti dari dunia jurnalistik dan beralih menjadi CEO Saiful Mujani Research and Consulting. Dua tahun kemudian, pada tahun 2014, Grace memasuki dunia politik. Saat itu, ia mengungkapkan keinginannya untuk mendirikan partai yang bebas korupsi. Lantas, ia mendirikan Partai Solidaritas Indonesia.

Dilansir dari laman resmi PSI, sebagai seorang Wakil Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace sebelumnya menjabat sebagai ketua umum partai ini. Di bawah kepemimpinannya, PSI berhasil mendapatkan dukungan sebanyak 3 juta suara nasional pada pemilu perdananya.

Pada Pemilu Legislatif (pileg) 2024, Grace mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg) DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta III. Namun, sayangnya, ia gagal melenggang ke Senayan karena Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak berhasil memenuhi ambang batas parlemen sebesar 4% pada pemilu tersebut.

Meskipun demikian, Grace berhasil meraih dukungan dengan meraup 193.556 suara dari pemilih di Jakarta III.