Menkeu: Kinerja APBN Semester I 2023 Surplus Rp152,3 Triliun
- Di akhir paparannya, Sri Mulyani menyampaikan jika kinerja APBN Indonesia dalam kondisi baik mengingat perekonomian global masih pada kondisi lemah
Nasional
JAKARTA - Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu) mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semester I 2023 surplus sebesar Rp152,3 triliun. Angka tersebut setara dengan 0,71% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Kinerja APBN semester I tahun 2023 tetap solid dan baik” ungkap Menteri Keuangan RI Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa Senin, 24 Juli 2023.
Kinerja positif ini menempatkan Indonesia mengalami ekspansi dan akselerasi disaat sebagian besar negara-negara di dunia mengalami deselerasi kontraksi. Bersama dengan Turki dan Meksiko.
Surplus APBN didorong oleh pertumbuhan pendapatan negara yang masih positif, terutama melalui setoran pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Pada Semester I 2023, penerimaan negara dari pajak sendiri tercatat sebesar Rp970,20 Triliun, atau 56,47% dari target APBN tahun ini.
"Sementara, penerimaan kepabeaan & cukai mencapai Rp135,43 Triliun penerimaan artinya 44,67 dari target dan mengalami kontraksi -18,83% dari tahun lalu,” jelas Sri Mulyani. Penerimaan dari PNBP mencapai Rp302,1 Triliun dan tumbuh 5,5% dari tahun sebelumnya.
- Santri Didorong Manfaatkan AI untuk Ciptakan Peluang Usaha
- Pasar Menanti Keputusan The Fed, Rupiah Awal Pekan Bakal Lesu
- Tragedi Hujan Lebat di Lumbung Gandum China, Lima Tewas
Sementara itu, realisasi belanja pemerintah pusat tercatat mencapai Rp891,6 triliun. “Belanja pemerintah pusat yaitu sebesar Rp891,6 triliun. Jumlah belanja ini baru 39,7% dari target APBN,” katanya.
Realisasi belanja pemerintah pusat ini terdiri dari belanja kementerian atau lembaga sebesar Rp417,2 Triliun dengan pembiayaan terbesar pada persiapan pelaksanaan pemilu, pelaksanaan pembangunan IKN serta percepatan penyelesaian infrastruktur prioritas.
Sementara realisasi belanja non kementerian lembaga sebesar Rp474,4 Triliun dengan pembiayaan terbesar pada realisasi subsidi dan kompensasi (BBM dan listrik), program kartu pra kerja, serta subsidi pupuk.
Di akhir paparannya, Sri Mulyani menyampaikan jika kinerja APBN Indonesia dalam kondisi baik mengingat perekonomian global masih pada kondisi lemah. “APBN kita di semester 1 ini menunjukkan kinerja yang masih sangat terjaga baik meskipun lingkungan perekonomian global masih sangat kompleks dan kinerja perekonomian global cenderung mengalami pelemahan,” pungkasnya.