Menko Perekonomian: Industri Fintech Dapat Tekan Angka Pengangguran
Ia optimistis dan berharap inklusi keuangan nasional akan melesat sesuai target 90% di tahun 2024 mendatang, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan perkembangan teknologi finansial (fintech) di Tanah Air dapat menjawab tantangan potensi pengangguran.
Ia menilai pelaku fintech dapat mendorong kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta kewirausahaan. Selain itu, penetapan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja juga diharapkan bisa sejalan dengan perkembangan fintech, sehingga mempercepat transformasi ekonomi nasional.
Airlangga memaparkan, saat ini peranan fintech diperkirakan US$40 miliar dengan pertumbuhan tahunan sekitar 50%. Sedangkan pada tahun 2025 diperkirakan nilainya lebih dari US$100 miliar. Baginya, industri fintech merupakan sektor yang paling kompetitif saat ini.
“Fintech bersama revolusi industri 4.0 e-commerce on demand service telah menjadi ikon atau showcase bagi ekonomi digital Indonesia,” ujarnya dalam webinar Indonesia Fintech Summit 2020 di Jakarta, Rabu 11 November 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Ia juga bilang bahwa keberhasilan pengembangan fintech juga atas dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memperkenalkan regulatory sandbox. Dengan adanya aturan itu memungkinkan inovasi tetap berjalan dalam pengembangan model bisnis di sektor fintech.
Ke depan, lanjut Airlangga, fintech terus akan memainkan peran penting dengan indeks inklusi keuangan sebesar 76% di tahun 2019. Ia optimistis dan berharap inklusi keuangan nasional akan melesat sesuai target 90% di tahun 2024 mendatang, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
Politikus Partai Golkar ini menilai bahwa potensi industri fintech dapat menjawab sejumlah tantangan, terutama literasi keuangan. Menurutnya, pemanfaatan digital dengan adanya dukungan ekosistem serta kolaborasi yang prospecting, dapat memaksimalkan program dan inisiatif pemerintah.
“Saya berharap upaya akselerasi pemulihan ekonomi nasional utamanya inklusi keuangan dan teknologi digital dengan kolaborasi lintas sektoral bisa membangun dan me-reform sekaligus menumbuhkan kembali perekonomian nasional kita,” pungkasnya. (SKO)