Menteri Luar Negeri Inggris James
Dunia

Menlu Inggris Siap Kunjungi China di Tengah Tensi Tinggi

  • Cleverly akan menjadi pejabat Inggris dengan peringkat tertinggi yang mengunjungi China sejak pandemi, setelah hubungan kedua negara memburuk akibat isu-isu termasuk tindakan keras Beijing di Hong Kong dan perlakuan terhadap minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris James Cleverly dijadwalkan mengunjungi China pada akhir bulan ini. Itu adalah perjalanan yang telah dinantikan untuk menjaga hubungan yang bergejolak antara kedua negara dan telah mencapai titik terendah dalam beberapa dekade.

Dilansir dari Reuters, Senin 21 Agustus 2023, Cleverly seharusnya mengunjungi China menjelang akhir Juli. Namun perjalanan tersebut tidak terjadi karena China mengumumkan penggantian yang tidak terduga terhadap rekan sejawatnya, Qin Gang. Qin diganti mantan Menteri Luar Negeri China dan diplomat berpengalaman, Wang Yi.

Qin menghilang selama lebih dari sebulan sebelum akhirnya digantikan pada tanggal 25 Juli, dengan alasan di balik penggantian tersebut masih belum jelas menurut pemerintah China. Dia belum muncul di publik sejak akhir Juni.

Cleverly dijadwalkan tiba di Beijing pada tanggal 29 Agustus menurut sebuah sumber. Sumber lainnya menyebutkan perjalanan tersebut diharapkan berlangsung menjelang akhir bulan, tanpa menyebutkan tanggal tertentu.

Perjalanan tersebut diperkirakan hanya akan berlangsung selama beberapa hari dan telah “dikurangi dari rencana awal,” menurut salah satu sumber. Ketiga sumber tersebut meminta untuk tetap anonim karena sensitivitas masalah ini.

Cleverly akan menjadi pejabat Inggris dengan peringkat tertinggi yang mengunjungi China sejak pandemi, setelah hubungan kedua negara memburuk akibat isu-isu termasuk tindakan keras Beijing di Hong Kong dan perlakuan terhadap minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.

Pemerintah Inggris telah mengambil pendekatan yang relatif tegas terhadap China, dengan Perdana Menteri Rishi Sunak menyatakan bahwa Beijing merupakan “tantangan terbesar zaman kita terhadap keamanan dan kemakmuran global” pada bulan Mei.

Sunak juga semakin mendapat tekanan dari beberapa anggota parlemen dalam Partai Konservatif yang berkuasa yang berusaha untuk memperketat kebijakan London terhadap China. 

Inggris juga menjadi tempat tinggal bagi komunitas diaspora Hong Kong dan Uighur yang besar, di mana para aktivis mereka bersuara keras mengenai dugaan pelanggaran hak asasi manusia oleh China.

Setelah Beijing mengangkat pembatasan COVID pada awal tahun ini, sejumlah pejabat tinggi dari Eropa dan Amerika Serikat mengunjungi negara tersebut, beberapa di antaranya dengan antusias yang besar. 

Beberapa pegawai sipil senior Inggris juga telah mengunjungi China dalam beberapa bulan terakhir, tetapi perjalanan-perjalanan ini relatif sederhana dibandingkan dengan yang lain.