Menperin Agus Kantongi Komitmen Investasi Rp28,68 triliun dari Al Khaleej Sugar Co
- Al Khaleej Sugar Co. (AKS) bakal membenamkan investasi sebesar US$2 miliar atau sekitar Rp28,68 triliun dalam pengembangan etanol di Indonesia.
Industri
JAKARTA - Al Khaleej Sugar Co. (AKS), produsen gula terbesar di kawasan Timur Tengah dan lima besar dunia, berminat untuk berinvestasi di Indonesia. Pemerintah mengklaim AKS bakal membenamkan investasi sebesar US$2 miliar atau sekitar Rp28,68 triliun dalam pengembangan etanol di Indonesia.
“AKS akan berinvestasi pabrik gula terintegrasi di Indonesia. Selain memproduksi gula, AKS juga rencananya memproduksi bioetanol dan listrik dari biomassa,” ungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita seperti dikutip dari keterangan resmi, Minggu, 7 November 2021.
Komitmen ini disampaikan oleh Managing Director Al Khaleej Sugar Co. sekaligus Chairman Jamal A-Ghurair Group, Jamal Al-Ghurair saat bertemu dengan Menperin Agus di Dubai, Selasa, 2 November 2021 waktu setempat.
- Dua Ular Paling Mematikan di Dunia Ditemukan Sedang Kawin di Pipa Pembuangan
- Resmi Kantongi Izin Operasional di Dubai, Erick Thohir: BSI Penghubung Investor Global
- Tak Hanya dengan Menabung, Ini Dia Cara Mudah Membangun Kekayaan
Menperin menjelaskan, pihaknya akan bekerja sama dengan kementerian lain untuk menjajaki peluang investasi tersebut karena terkait investasi energi dan pemenuhan lahannya. Selain itu, Agus berharap penanaman modal perusahaan gula asal Dubai itu bakal menjadi pelatuk industri gula nasional yang lebih efisien pada masa depan.
“AKS akan mengembangkan fabrikasi etanol dari gula. Etanol tersebut pun diharapkan dapat menjadi sumber bahan bakar alternatif,” ujarnya. Upaya ini sejalan dengan tren pengurangan emisi karbon, yang membuat sejumlah negara memutar otak untuk mencari sumber energi yang lebih bersih.
Negara-negara seperti Australia, Amerika Serikat, dan Filipina sendiri telah mengembangkan etanol dalam jumlah besar sebagai alternatif bahan bakar fosil. Pemanfaatan etanol dalam energi baru dan terbarukan menjadi satu alternatif untuk pengurangan gas emisi karbon dari sektor transportasi.
- 6 Destinasi Wisata di Jogja Ini Cocok untuk Anak Kecil
- “Pulau Emas” yang Lama Hilang Muncul Kembali di Sungai Musi
- Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah! PMI Manufaktur Indonesia Oktober 57,2 Lampaui China dan Korea
Selain sebagai bahan bakar, lanjut Agus, etanol gula dapat dimanfaatkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap gula rafinasi. “Dalam konteks ini, impor gula bisa ditekan dan bahkan ke depan berpeluang berkurang sekitar 750.000 ton per tahun,” ungkapnya.
AKS sendiri memiliki pabrik gula di Dubai dengan kapasitas 6.000 ton gula per hari. Selain memiliki pabrik gula di Dubai, AKS juga berinvestasi di Mesir dan Spanyol. Penghasilan AKS per tahun diperkirakan sebesar US$14 miliar.
“Kebutuhan gula nasional sekitar 6,7 juta ton. Terdapat beberapa cara untuk mengurangi impor gula, di antaranya dengan menyiapkan lahan perkebunan tebu dan mendorong proses transformasi digital. Kehadiran AKS di Indonesia, InsyaAllah dapat membantu memenuhi kebutuhan gula nasional," imbuh Menperin.