<p>Agus Gumiwang Kartasasmita </p>
Industri

Menperin Ungkap 48 Smelter Telah Beroperasi, Investasi Tembus Rp37 Triliun per Februari 2023

  • Dari 91 unit smelter di Indonesia, sebanyak 48 smelter terlah beroperasi hingga Februari 2023.

Industri

Debrinata Rizky

JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan total smelter di Indonesia telah mencapai 91 unit per 1 Februari 2023.

Agus merinci lebih lanjut, dari 91 total smelter, yang telah beroperasi baru mencapai 48 unit. Jumlah itu mencakup smelter nikel, besi baja, tembaga, dan aluminium. Smelter yang beroperasi ini juga telah menarik investasi total sebesar Rp37,31 triliun.

"Data Kementerian Perindustrian per 1 Februari 2023 terdapat 91 smelter di Indonesia dengan perincian 48 telah beroperasi dan lainnya dalam tahap feasibility study atau konstruksi,"ujarnya dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI di Gedung DPR RI dilansir pada Rabu, 15 Februari 2023.

Menperin menjelaskan, dari 48 smelter yang telah beroperasi berdasarkan komoditinya, secara kumulatif smelter tersebut memiliki kapasitas investasi dan juga penyerapan tenaga kerja sebagai yang beragam.

Smelter nikel memiliki kapasitas produksi mencapai 262.660 ton per tahun dengan investasi mencapai Rp5,55 triliun. Smelter ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.337 orang.

Lalu, smelter besi baja memiliki kapasitas produksi mencapai 1,6 juta ton per tahun dengan nilai investasi sebesar Rp15,9 triliun. Smelter ini memiliki tenaga kerja mencapai 2.729 orang.

Sementara untuk smelter tembaga memiliki kapasitas produksi mencapai 150.000 ton per tahun dengan nilai investasi Rp266 miliar. Adapun jumlah tenaga kerja smelter ini mencapai 525 orang.

Terakhir, smelter aluminium memiliki kapasitas produksi mencapai 544.563 ton per tahun dengan nilai investasi Rp15,6 triliun. Sementara, jumlah tenaga kerja di smelter aluminium mencapai 1.893 orang.

Adapun untuk lokasi smelter terbanyak ada di Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 25 unit. Disusul Provinsi Maluku sebanyak 22 smelter, Sulawesi Tenggara 12 unit, dan di Kalimantan Barat 10 unit.

Sisanya, tersebar di beberapa provinsi di Indonesia seperti Banten, jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, hingga Kalimantan Barat.