Mentan Janji Program Cetak Sawah di Lahan Gambut Tak Rusak Lingkungan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan program cetak sawah tidak akan merusak lingkungan. Rencananya, sebagian besar sawah yang akan dicetak itu berada di lahan gambut.
Nasional & Dunia
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan program cetak sawah tidak akan merusak lingkungan. Rencananya, sebagian besar sawah yang akan dicetak itu berada di lahan gambut.
Kementerian Pertanian tengah mempersiapkan kerja sama pembukaan lahan pertanian atau cetak sawah seluas 600.000 hektare yang akan digarap bersama Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Kita tentu punya cara, tidak akan merusak lingkungan. Pemerintah tidak akan membiarkan itu terjadi. Apalagi kita punya lembaga riset. Kami punya litbang,” kata Syahrul di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, dilansir Antara, Jumat, 15 Mei 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Dia pun optimistis program cetak sawah tersebut akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bahkan pihaknya siap berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk organisasi non pemerintah agar program tersebut sukses dan masyarakat sejahtera.
Pernyataan itu diungkapkan Syahrul di sela acara Gerakan Tanam Padi Serentak di Desa Belanti Siam, Kecataman Pandih Batu, Pulang Pisau.
“Saya hari ini memastikan di Kabupaten Pulang Pisau, atas perintah presiden memastikan kesiapan pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yang menjadi super prioritas program ketahanan pangan nasional,” katanya.
Intinya, lanjut dia, pihaknya ingin memastikan lahan-lahan yang produktivitasnya saat ini terbatas dapat dimaksimalkan melalui sektor pertanian padi. Hal ini pun dilakukan memanfaatkan berbagai potensi yang ada baik penggunaan bibit unggul, mekanisasi dan manajemen pertanian yang semakin modern.
“Dipimpin gubernur dan jajarannya serta seluruh elemen masyarakat di Kalimantan Tengah, Kementerian Pertanian mendorong untuk optimalisasi. selain itu ratusan ribu hektare lahan di sini bisa menjadi penyangga pangan nasional melalui upaya-upaya penanaman intensif,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengapresiasi dan menyambut baik program pemerintah pusat yang terus mendorong wilayahnya menjadi salah satu lumbung nasional.
Dia mengatakan, pembangunan di bidang ekonomi telah banyak membawa dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya di bidang pertanian.
Kalimantan Tengah salah satu daerah yang mampu mempertahankan sebagai daerah surplus produksi beras selama lebih kurang 10 tahun terakhir, tidak hanya produksi padi saja namun produksi jagung dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yang sangat pesat.
Dia menambahkan pada 2015 produksi jagung 8.940 ton pipilan kering dan tahun 2019 produksi jagung sebesar 71.000 ton menjadi 118.000 ton pipilan kering, naik hampir 1.000 persen.
“Luas baku sawah Kalimantan Tengah 2018 seluas 186.510 Ha. Mengacu pada Ketetapan Menteri ATR/BPN Nomor : 686/SK-PG.03/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019 Perihal Penetapan Luas Lahan Baku Sawah Nasional Tahun 2019 seluas 136.486 Ha. Hal ini menyebabkan penurunan produksi beras, meskipun tahun 2020 tetap surplus 75.616 Ton Beras,” kata Sugianto.
Presiden Jokowi telah meminta agar BUMN dapat mengoptimalisasi lahan gambut menjadi sawah sebagai antisipasi terjadinya kekeringan dan ancaman kelangkaan pangan, seperti yang diperingatkan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).
“Kurang lebih ada 600.000 hektare lahan yang disiapkan, terdiri atas 400.000 hektare lahan gambut dan 200.000 hektare lahan kering,” kata Mentan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR secara virtual di Jakarta, Senin, 4 Mei 2020. (SKO)