Menteri ESDM Angkat Bicara Soal Temuan Logam di Lumpur Lapindo
- Ada temuan kandungan mineral logam tanah jarang (LTJ) serta mineral logam kritis di dalam Lumpur Lapindo Sidoarjo.
Nasional
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka suara terkait adanya temuan kandungan mineral logam tanah jarang (LTJ) serta mineral logam kritis berupa lithium dan stronsium di dalam Lumpur Lapindo Sidoarjo, Jawa Timur.
Arifin tak membantah jika di Lumpur Lapindo sendiri mempunyai kandungan mineral berupa LTJ serta lithium dan stronsium. Namun kandungan mineral tersebut menurutnya jumlahnya tidak lah begitu besar.
"Kecil (kandungannya), itu memang beberapa ton ada, tapi cuma segitu, tidak menjamin berapa banyak kebutuhan kita kan. Jadi belum tahu, siapa tahu bisa mengusahakan ada yang skala kecil ekonomis," ungkap Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat 16 Desember 2022.
- Sempat Tertunda, Hutama Karya Pastikan Tol Padang-Sicincin Selesai pada 2024
- OJK Batasi Kredit Maksimum BPR 30 Persen, Ini Aturannya!
- Akuisisi Perusahaan Nikel, Begini Prospek Bisnis United Tractor (UNTR) pada 2023
Menteri Arifin berharap agar temuan kandungan mineral LTJ, serta lithium dan stronsium dapat segera dilakukan analisa yang lebih mendalam, sehingga baru bisa mengetahui skala keekonomiannya. Ia masih membuka peluang pemanfaatan logam tanah jarang meskipun skalanya kecil.
Sebelumnya, Lumpur Lapindo yang menyembur sejak 2006 ternyata memiliki potensi kekayaan alam yang berharga, yaitu logam tanah jarang. Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eko Budi Lelono mengungkapkan Lumpur Lapindo memang menyimpan sejumlah kandungan harta karun berupa logam mineral langka.
Eko juga menyebut beberapa potensi mineral langka yang terkandung dalam lumpur Lapindo, di antaranya adalah Litium (Li), Cerium (Cr) dan Stronsium (Sr) yang merupakan termasuk ke dalam bahan baku mineral yang dibutuhkan dalam proses pembuatan baterai.
”Ada indikasi keberadaan dari logam tanah jarang ini, selain itu ada logam lainnya termasuk logam critical raw material ini yang jumlahnya lebih besar,” jelas Eko dalam keterangan pers dikutip Sabtu, 17 Desember 2022.