Menteri ESDM Arifin Tasrif di Kementerian ESDM
Nasional

Menteri ESDM Geram Shell Tidak Bertanggung Jawab dalam Proses Pelepasan Blok Masela

  • Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif geram dan menyebut Shell tidak bertanggung jawab dalam proses negosiasi pelepasan hak partisipasi atau participating interest (PI) Blok Masela
Nasional
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Alikelola Blok Abadi Masela masih belum menemukan titik temu terkait pengganti partner Inpex pada blok tersebut.

Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif geram dan menyebut Shell tidak bertanggung jawab dalam proses negosiasi pelepasan hak partisipasi atau participating interest (PI) Blok Masela

"Inpex ada kesungguhannya, tapi tidak tau Shell ini sudah mundur tidak bertanggung jawab. Kalau mau mundur dari dulu saja sebelum POD," katanya kepada awak media di Kementerian ESDM, Jumat, 26 Mei 2023.

Arifin menambahkan, hingga saat ini Inpex yang masih memiliki kesungguhan untuk tetap mengelola Blok masela. Namun ia  mengaku kebingungan akan alasan Shell masih menahan dan tidak segera melepaskan haknya yang sudah dijanjikan sejak 2020 lalu.

Jika Shell tak kunjung memiliki kesepakatan terkait alihkelola ini, pemerintah tak segan-segan untuk melakukan melelang ulang blok yang memiliki cadangan gas terbesar di Indonesia ini. Hingga 2024 Shell tak kunjung menyelesaikan divestasi sahamnya maka Blok masela akan kembali ke negara .

Terkait adanya potensi Pertamina akan diberikan harga lebih murah atau bahkan gratis untuk mengelola Blok Masela, Arifin mengungkapkan pemerintah akan meninjau hal itu secara hukum. 

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan bakal mereview lebih lanjut aturan Plan of Development (PoD) Blok Masela.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, mengatakan bahwa pihaknya tengah meninjau PoD yang telah disusun oleh Inpex Corporation sebagai operator sekaligus pemegang saham mayoritas 65% Blok Masela. 

Langkah ini ditujukan untuk mempercepat pengembangan lapangan yang memiliki cadangan gas sebesar 4 triliun kaki kubik (TCF) tersebut. Salah satu poin negosiasi yang belum mencapai titik temu ialah masalah harga atau nilai akuisisinya.