Smelter Freeport
Energi

Menteri ESDM Masih Pertimbangkan Izin Relaksasi Ekspor Freeport, Kenapa?

  • Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara terkait pengajuan relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) hingga melewati Mei 2024 atau akhir 2024.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara terkait pengajuan relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) hingga melewati Mei 2024 atau akhir 2024.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, pemberian izin tersebut akan mencermati keseriusan Freeport dalam progres pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter di Manyar, Gresik, Jawa Timur itu.

"Nanti kita lihat progres (Smelter-nya) dulu sampai bulan Mei," katanya saat ditemui di Kemententerian ESDM dikutip Senin, 5 Februari 2024.

Arifin menjelaskan jika Freeport saat ini masih memiliki waktu untuk melanjutkan ekspor konsentrat tembaganya hingga Mei, seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri ESDM No. 7 tahun 2023.

Adapun saat ini proses konstruksi pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga Manyar hingga akhir 2023 mencapai 90,5%. Berdasarkan data perkembangan empat bulan terakhir, progres pembangunan smelter Gresik ini mengalami pertambahan persentase setiap bulannya. Merinci keterangan Freeport, pada akhir Agustus lalu pembangunan smelter sudah mencapai 75%. Lalu pada akhir September bertambah menjadi 79%, akhir Oktober mencapai lebih dari 80%, dan pada November pembangunan sudah mencapai angka 83%.

Freeport sendiri berharap bisa mendapatkan perpanjangan izin relaksasi ekspor konsentrat tembaga dari pemerintah hingga akhir 2024. Freeport beralasan smelter tembaga Manyar mulai beroperasi pada Mei 2024 dan baru akan mencapai kapasitas penuhnya secara bertahap pada Desember 2024.

Relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga berawal dari progres pembangunan smelter Gresik yang mundur dari target awal. Pembangunan smelter anyar tersebut mundur selama setahun, seiring adanya hambatan Pandemi Covid-19 yang menimpa Indonesia dalam beberapa tahun lalu.

Saat ini, Freeport sendiri telah mendapatkan persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) periode 2024 hingga 2026. Dalam RKAB itu yang disetujui Menteri ESDM pada 9 Januari itu, PTFI menargetkan produksi konsentrat tembaga sebanyak 1,4 miliar pon dan emas sebanyak 1,6 juta ons pada tahun ini.

Angka itu turun dari target produksi yang ditetapkan PTFI pada 2023 yang sebanyak 1,6 miliar pon konsentrat tembaga dan 1,9 juta ons emas.

Namun, menurut data Kementerian ESDM, rencana produksi dalam RKAB PTFI secara terperinci adalah sebesar 63,1 juta ton (1,26 miliar pon) konsentrat tembaga pada 2024, lalu naik menjadi 77,5 juta ton pada 2025, dan 79,1 juta ton pada 2026.