<p>Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat hadir dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 2 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Menteri ESDM Minta Progres RDMP Balikpapan Bisa Rampung Sesuai Target

  • Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dapat selesai secara bertahap pada Tahun 2024-2025.

Nasional

Debrinata Rizky

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)  Arifin Tasrif meminta proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dapat selesai secara bertahap pada Tahun 2024-2025.

Arifin mengatakan, proyek RDMP ini didesain untuk meningkatkan kapasitas pengolahan yang semula 260 kilo barrel per day (kbpd) menjadi 360 kbpd dengan peningkatan kualitas dari Euro II menjadi Euro V.

“Ini kali kedua saya berkunjung kemari. Kunjungan pertama di sekitar lokasi proyek ini masih rata tanahnya, sekarang sudah banyak bangunan konstruksi yang sudah terbangun mudah-mudahan proyek ini tidak telat,” ujar Arifin dilansir Senin, 10 April 2023.

Adapun proyek RDMP Balikpapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dilaksanakan oleh PT Kilang Pertamina Balikpapan (KBI). Proyek tersebut meliputi pembangunan New Workshop & Warehouse, Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Feed Tank, Boiler, New Flare BPP II, FCC & FCC NHT, dan Terminal Lawe-Lawe Facilities.

Dengan progress overall per Maret 2023 yang sudah mencapai 62,13%, Proyek RDMP Balikpapan akan didukung dengan pendanaan yang berasal dari Export Credit Agency dan Commercial Bank dengan target pendanaan US$3.1 milyar Rp46,2 triliun (Kurs Rp14.900 per dolar AS). Skema pendanaan ini merupakan kali pertama proyek kilang di Indonesia didanai oleh ECA.

Proyek menelan nilai investasi mencapai US$7,2 milar atau setara dengan Rp107,3 triliun diharapkan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 20.250 pekerja pada fase proyek dan 600 pada fase operasi. Proyek ini juga didorong untuk dapat menyerap tingkat kandungan dalam negeri hingga 30-35%.

Tak hanya itu selain pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional, kilang Balikpapan juga nantinya akan memproduksi produk petrokimia yaitu Propylene sebesar 225 KTPA yang akan menjadi feedstock dari New Polypropylene (PP) Balongan guna subtitusi produk impor.