Menteri ESDM Sebut Ada Potensi Subsidi BBM Bengkak Rp4 Triliun
- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memproyeksikan jika harga minyak dunia naik US$1 maka anggaran subsidi energi dapat membengkak hingga Rp4 triliun.
Energi
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memproyeksikan jika harga minyak dunia naik US$1 maka anggaran subsidi energi dapat membengkak hingga Rp4 triliun.
Arifin menyebut, hal ini berkaitan dengan konflik yang tengah berlangsung antara Iran dan Israel disinyalir dapat mengganggu rantai pasok minyak dunia.
"Jadi tiap dollar minyak naik itu dampaknya kan ada PNBP, tapi ada subsidi dan kompensasi. Jadi kalau harga minyak dunia naik tiap satu dollar tambahannya hampir Rp4 Triliun," kata Arifin saat ditemui di Kantor Ditjen Migas pada Jumat, 19 April 2024.
- Netflix Bakal Stop Umumkan Jumlah Pelanggan Mulai 2025
- Meta Adopsi AI Terbaru ke WhatsApp, Instagram, Facebook, dan Messenger, Ini Fiturnya
- Utang Luar Negeri Indonesia Naik Lagi Jadi Rp6.560 Triliun
Menurutnya, kenaikan anggaran subsidi itu bakal lebih tinggi jika rupiah terus melemah terhadap dolar AS. Oleh karena itu, Arifin pun mengingatkan untuk menghemat energi.
Arifin pun menilai kenaikan anggaran subsidi memang sulit dikendalikan. Pasalnya, semua tergantung harga minyak dunia dan kurs dolar AS.
Pemerintah secara keseluruhan mengalokasikan anggaran subsidi energi di 2024 sebesar Rp189,1 triliun. Anggaran ini mencakup subsidi Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT), LPG Tabung 3 Kg dan Listrik.
Sebelumnya, Direktur Jendral Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan, jika disimulasikan yang disusun Kementerian ESDM dan PT Pertamina (Persero), apabila harga Indonesia Crude Price (ICP) di level US$100 per barel dengan kurs Rp15.900 maka anggaran subsidi dan kompensasi BBM serta LPG 3 Kg bakal membludak dari pagu yang disiapkan dalam APBN tahun ini.
Dalam paparannya Tutuka mencatat, apabila ICP menyentuh US$100 per barel maka subsidi dan kompensasi BBM akan meningkat menjadi Rp249,86 triliun dari asumsi APBN 2024 yang hanya di angka Rp160,91 triliun. Sementara itu untuk subsidi LPG juga diramal membengkak menjadi Rp106,28 triliun dari awalnya Rp83,27 triliun.
Saat ini saja menurut Tutuka, harga Indonesia Oil Price (ICP) per 12 April 2024 sudah menyentuh US$89,51 per barel, sementara rata-rata selama Januari hingga April berada di level US$82,55 per barel. Bukan tidak mungkin harga minyak akan menembus level US$100 per barel.