Menteri ESDM Sebut Pelarangan Ekspor Pasir Kuarsa Masih dalam Wacana

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membagikan kelanjutan opsi pelarangan ekspor pasir kuarsa dalam rangka hilirisasi sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Arifin menjelaskan bahwa, saat ini oopsi tersebut masih dalam tahap wacana. Pemerintah juga masih melihat potensi ketersediaan sumber potensi yang ada di Indonesia.

"Itu masih wacana, tapi kami melihat ketersediaan sumber potensi jika itung misalnya 1 m2 solar pv memakai berapa kilo sebagai silica, cukup atau tidak," kata Arifin saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat, 4 Agustus 2023.

• Waspada! Inilah Modus-Modus Terkini dari Pinjol dan Investasi Ilegal
• Universitas Gadjah Mada Tergabung Konsorsium U21, Satu-satunya dari Indonesia
• Vale Akhirnya Sepakat Divestasi Saham 14 Persen

Arifin menegaskan sebelum melakukan hal tersebut pemerintah akan upayakan dulu untuk membangun fasilitas manufakturnya sembari melihat potensi dalam negeri dan mempertimbangkan baik buruknya kebijakan sebelum dikeluarkan.

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, pemerintah membuka opsi pelarangan ekspor pasir kuarsa. Indonesia bakal menjadi negara penyumbang panel surya terbesar di dunia. Sebab, bahan pembuatan panel surya menggunakan pasir kuarsa dan silika.

Bahkan Bahlil tak peduli jika larangan ekspor pasir kuarsa ini akan diprotes negara lain. Adapun pengelolaan pasir kuarsa dan silika bakal dilakukan dengan membangun ekosistem pabrik kaca dan juga solar panel.

Melansir laman Kementerian Perindustrian , pasir kuarsa adalah suatu jenis pasir yang mengandung silika (SiO2) paling sedikit 95 % yang digunakan untuk bahan cetakan dan inti pada industri pengecoran logam.

Bahan baku ini digunakan diantaranya  sebagai bahan utama pembuatan kaca, pembuat filter air, bahan pembuat kramik, bahan pembuatan genteng logam atau metal, bahan pembuatan semen, bahan baku fero silikon, dan silikon karbide bahan abrasit.