Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Jajaran dalam RDP DPR Komisi 7
Nasional

Menteri ESDM Ungkap Faktor Harga ICP 2024 Diprediksi Menurun

  • Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memaparkan usulan asumsi dasar sektor ESDM untuk Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2024. Mulai dari harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) hingga lifting minyak dan gas (Migas) kedepannya.
Nasional
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA  -  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memaparkan usulan asumsi dasar sektor ESDM untuk Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2024. Mulai dari harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) hingga lifting minyak dan gas (Migas) ke depannya.

Arifin mewakili Pemerintah mengusulkan harga ICP dalam APBN 2024 sebesar US$70-80 per barel. Arifin menjelaskan, akan ada penurunan harga minyak mentah karena realisasi harga minyak selama Januari-Mei 2023 ini rata-rata sebesar US$76,41 per barel.

Begitu pun dengan outlook harga minyak hingga akhir tahun 2023 ini menurutnya diperkirakan lebih rendah dari yang telah ditetapkan APBN, yakni di kisaran US$80-85 per barel.

"Harga rata-rata ICP Kementerian ESDM mengusulkan asumsi berada pada kisaran US$70-80 per barel. Hal ini didasari realisasi rata-rata sampai Mei 2023, ICP US$76,41 dan cenderung menurun," katanya, dalam raker Komisi VII di Gedung DPR RI pada Senin, 5 Juni  2023.

Selain itu Arifin menyebut  pertumbuhan produksi minyak mentah AS, lalu krisis geopolitik Rusia-Ukraina dan terus berkepanjangan dan menghalangi ekspor minyak Rusia, serta adanya surplus pasokan minyak semester I 2023 dan pembukaan pembatasan di China.

Menanggapi usulan ini, pimpinan rapat yang juga sekaligus Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Maman Abdurrahman, justru mengusulkan agar asumsi dasar tersebut diubah menjadi US$75-80 per barel. Masukan tersebut, disetujui oleh Arifin Tasrif  di mana batas bawahnya dinaikkan dari US$70 menjadi US$75 sesuai dengan usulan DPR.

Adapun angka asumsi dasar ini merupakan asumsi makro yang nantinya akan diteruskan kepada badan anggaran untuk diproses dalam penyusunan RAPBN 2024. Untuk besaran asumsi dasar lifting migas yang diusulkan Arifin, mencapai 1.596-1.706 juta barrels equivalent per day (BOEPD), terdiri atas lifting minyak bumi 597-652 ribu barrel oil per day (BOPD), dan lifting gas sebesar 999 ribu 1.054 ribu BOPD.

Kemudian, Arifin juga mengusulkan asumsi dasar dari cost recovery sebesar US$ 8,5-8,6 miliar. Sedangkan untuk asumsi dasar volume BBM subsidi yakni sebesar 18,73-18,76 juta KL. Angka tersebut terdiri atas minyak tanah sebesar 0,573-0,574 juta KL, minyak solar sebesar 18,16-18,18 juta KL.

Selanjutnya untuk usulan besaran volume LPG subsidi yakni LPG 3 kg, sebesar 7,80-7,90 juta MTon. Lalu untuk asumsi subsidi tetap minyak solar (GasOil 48) Rp1.000-2.000 per liter. Dan terakhir, untuk subsidi listrik di besaran Rp 69,81-74,85 triliun.