<p>Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif saat hadir dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 2 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Menteri ESDM Usulkan Harga ICP US$55-65 per Barel pada RAPBN 2022

  • JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) sebesar US$55-65 per barel. Besaran tersebut diusulkan untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022. Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, angka ini tidak jauh berbeda dengan realisasi rata-rata ICP Januari hingga 14 Mei 2021 yang sebesar US$60,95 […]

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) sebesar US$55-65 per barel. Besaran tersebut diusulkan untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, angka ini tidak jauh berbeda dengan realisasi rata-rata ICP Januari hingga 14 Mei 2021 yang sebesar US$60,95 per barel.

“Untuk rata-rata ICP 2021 diproyeksikan sebesar US$60 per barel, lebih tinggi dari ketetapan APBN sebesar US$45 per barel,” ujarnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, kemarin.

Sementara dalam polling Reuters dan Departemen Energi Amerika Serikat, lanjutnya, harga minyak dunia tahun depan diperkirakan ada pada kisaran US$56,74-64,52 per barel.

Hal ini dipengaruhi oleh faktor dinamisnya harga minyak dunia karena adanya pemotongan produksi oleh anggota OPEC+.

Selain itu, peningkatan fundamental di AS dan Tiongkok, serta pergerakan ekonomi membuat impor minyak oleh Tiongkok meningkat.

Usulan Lifting Migas

Oleh karena itu, ia juga mengusulkan angka lifting migas dalam RAPBN 2022 sebesar 1,717-1,829 juta barrel oil equivalent per day (BOEPD). Rinciannya, sebesar 686-726 ribu BOEPD untuk minyak bumi, dan 1,031-1,103 juta BOEPD untuk gas bumi. 

Diketahui, realisasi lifting migas dari awal tahun hingga 20 Mei 2021 sebesar 1,592 juta BOEPD. Capaian ini setara 93% dari target APBN yang ditetapkan, yakni sebesar 1,712 juta BOEPD. Hingga akhir 2021, realisasinya pun diproyeksikan mencapai 1,669 juta BOEPD.

Sementara untuk volume Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, pada APBN 2021 telah ditetapkan sebanyak 16,30 juta kiloliter (Kl).

Adapun untuk realisasinya sendiri, hingga 20 Mei 2021 tercatat sebesar 5,61 juta Kl. Angka ini diprediksi masih bisa naik hingga 14,79 juta Kl pada 2021.

“Dengan mempertimbangkan realisasi dan outlook 2021, maka volume BBM bersubsidi diusulkan dalam RAPBN tahun anggaran 2022 sebesar 14,80-15,58 juta Kl. Usulan ini terdiri dari minyak tanah sebesar 0,46-0,48 juta Kl dan minyak solar sebesar 14,34-15,10 juta Kl,” terang Arifin.