logo
Realisasi Makanan Bergizi Gratis.
Nasional

Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) Selama Ramadan Diganti Takjil

  • Menu yang sebelumnya berupa makanan siap santap kini diganti dengan takjil tahan lama, seperti telur rebus, susu, dan kurma, sehingga lebih praktis untuk dibawa pulang.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

GROBOGAN - Program Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Grobogan tetap berlangsung selama bulan Ramadan dengan beberapa penyesuaian. Siswa di delapan sekolah yang menerima manfaat MBG tetap mendapatkan makanan bergizi, tetapi dengan menu yang disesuaikan agar bisa dikonsumsi saat berbuka puasa. 

Menu yang sebelumnya berupa makanan siap santap kini diganti dengan takjil tahan lama, seperti telur rebus, susu, dan kurma, sehingga lebih praktis untuk dibawa pulang.

"Menu makanan yang disajikan berupa telur rebus, susu, dan kurma yang dapat tahan lama sampai waktu berbuka nanti," jelas Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) 032 Grobogan, Dion Novan Prawira, kala menjelaskan kepada awak media di Grobogan, dikutip Kamis, 6 Maret 2024.

Dapur utama program MBG takjil berada di Pucang, Kelurahan/Kecamatan Grobogan, dan dikelola oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Selain itu, tiga dapur umum telah didirikan untuk mendukung distribusi makanan, yakni dua dapur di Pucang Grobogan dan satu dapur di Desa Karangasem, Kecamatan Wirosari. 

Dengan adanya fasilitas ini, program MBG mampu menyediakan 3000 hingga 4000 porsi per hari, sehingga lebih banyak siswa dapat menerima manfaat.

"Kami berusaha mengejar untuk segera mencapai kuota per SPPG, yaitu sebanyak 3000 - 4000 porsi," jelas Dion.

Jumlah porsi yang disediakan mengalami peningkatan signifikan. Awalnya, hanya 1.243 porsi yang dibagikan setiap hari, tetapi kini meningkat menjadi 2.842 porsi berkat penambahan tiga sekolah baru dalam daftar penerima manfaat. 

“Ada tambahan tiga sekolah,” tambah Dion. Sekolah-sekolah yang baru bergabung dalam program ini adalah SMAN 1 Grobogan, SDN 1 Grobogan, dan MI Islamiyah.

Meski ada perubahan menu, harga per porsi tetap dipertahankan di kisaran Rp8.000–10.000. Selain memastikan keterjangkauan, menu makanan juga dibuat bervariasi setiap harinya agar siswa tidak bosan. Pemerintah daerah Grobogan dan Badan Gizi Nasional berkomitman menjaga keberlanjutan program MBG, terutama selama bulan suci Ramadan.

Tantangan dan Target MBG

Pemerintah menargetkan program MBG dapat menjangkau 6 juta penerima manfaat hingga Agustus 2025 dan meningkat drastis menjadi 82,9 juta penerima pada November 2025. Dengan skala penerima yang semakin besar, kebutuhan bahan pangan juga diproyeksikan melonjak signifikan untuk memenuhi asupan gizi yang dibutuhkan setiap hari.

Seiring dengan perluasan program, sejumlah tantangan muncul, terutama dalam efisiensi anggaran. Saat ini, pemerintah mengalokasikan Rp1–2 triliun per bulan untuk MBG, namun angka ini diperkirakan meningkat drastis menjadi Rp25 triliun per bulan saat program mencapai target penerima maksimal.

Selain itu, kenaikan harga bahan pokok menjadi perhatian utama, mengingat dampak inflasi dapat memengaruhi biaya produksi dan distribusi makanan. Stabilitas rantai pasok juga menjadi tantangan besar, dengan kebutuhan harian yang diperkirakan mencapai 82,9 juta butir telur atau sekitar 5 juta ton per bulan.

Untuk memastikan program berjalan dengan baik, pemerintah menerapkan strategi menu fleksibel tanpa standar nasional, tetapi tetap mempertahankan komposisi gizi yang seimbang. Adaptasi lokal menjadi bagian dari strategi ini, seperti penyediaan nasi di Jawa Barat, papeda di Papua, serta singkong atau pisang rebus di Halmahera.

Sumber protein juga menyesuaikan dengan ketersediaan lokal, seperti telur, ayam, dan ikan sesuai dengan potensi wilayah masing-masing. Pengadaan bahan baku akan mengutamakan koperasi, UMKM, dan BUMDes, guna mendukung perekonomian lokal.