<p>Ilustrasi/Media Konsumen</p>
Nasional

Menuju Inklusi Keuangan, Sri Mulyani: Akses Perbankan Pemuda, Perempuan, dan UMKM Harus Ditingkatkan

  • Menteri Keuangan (Kemenkeu) Sri Mulyani mengatakan akses perempuan, pemuda, dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terhadap pembukaan rekening perlu ditingkatkan.
Nasional
Desi Kurnia Damayanti

Desi Kurnia Damayanti

Author

JAKARTA – Menteri Keuangan (Kemenkeu) Sri Mulyani mengatakan akses perempuan, pemuda, dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terhadap pembukaan rekening perlu ditingkatkan. Hal ini dinilai penting diterapkan agar berdampak positif terhadap inklusi keuangan.

Perhatian ini bertujuan agar inklusi keuangan menjadi lebih luas. Menurut Global Findex 2017, 69% orang dewasa di seluruh dunia telah memiliki rekening di lembaga keuangan. Hal tersebut dibuktikan dengan terjadinya peningkatan jumlah rekening ke level 62% pada tahun 2014. 

Meskipun demikian, masih ada 30% dari populasi global atau sekitar 1,7 miliar penduduk dunia yang masih kekurangan akses ke produk dan layanan keuangan di mana mayoritas merupakan wanita, pemuda, dan UMKM. Ditambah, adanya dampak pandemi COVID-19 yang mengakibatkan kesenjangan, khususnya dari kelompok rentan tersebut.

Wanita yang akrab disapa Ani tersebut menambahkan, banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan ketika pandemi melanda, sehingga memperburuk kemiskinan. Kondisi ini tentu bisa menghambat upaya untuk mengatasi inklusi keuangan. 

Untuk itu, lanjut dia, UMKM sangat berperan penting dalam upaya penyerapan tenaga kerja, investasi, dan pembangunan ekonomi. Di Indonesia sendiri, UMKM memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian dengan menyediakan 97% lapangan kerja, serta memiliki share lebih dari 60% pada Produk Domestik Bruto (PDB), dan lebih dari 60% investasi.

Namun, pengembangan UMKM masih menghadapi banyak kendala, termasuk akses terhadap pembiayaan. Menurut Ani, masih terdapat kesenjangan akses pembiayaan bagi UMKM.

“Sebagai contoh porsi kredit UMKM terhadap total kredit perbankan relatif stagnan di kisaran 18% sejak 2014, jauh di bawah beberapa peer countries yang mencapai sekitar 30% hingga 80%," ujarnya dikutip dari situs resmi Kemenkeu, Kamis, 12 Mei 2022.

Sementara itu, peran perempuan dalam pembangunan ekonomi dinilai sangat penting. Selain bisa mengamankan kehidupan keluarga, mereka juga dapat memberdayakan diri mereka sendiri dengan terlibat dalam kegiatan bisnis seperti UMKM.

Namun, perempuan seringkali sulit untuk mengakses layanan keuangan misalnya karena tidak memiliki identitas pribadi, sehingga tidak memiliki jaminan yang bankable.

Kemudian, pemuda yang merupakan 16% dari populasi global ini sering dikucilkan secara finansial karena kurangnya dokumen identitas resmi atau memerlukan persetujuan wali yang sah untuk membuka rekening bank.  Padahal kaum pemuda segera memasuki dunia kerja dan bisa berkontribusi di perekonomian.