Petani memanen gabah padi di area persawahan kawasan Jonggol, Jawa Barat, Rabu, 15 September 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Makroekonomi

Menuju Kemandirian Pangan, Mentan Amran Dorong Optimasi Lahan Rawa jadi Sawah Produktif

  • Mentan Amran mengambil langkah proaktif dalam mempercepat upaya pembangunan dan optimalisasi lahan rawa untuk dijadikan persawahan produktif.

Makroekonomi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengambil langkah proaktif dalam mempercepat upaya pembangunan dan optimalisasi lahan rawa untuk dijadikan persawahan produktif. Tujuannya adalah untuk mengamankan dan meningkatkan produksi pangan, khususnya beras sebagai kebutuhan nasional.

Setelah melibatkan diri di Sumatera Selatan yang memiliki luas lahan rawa potensial, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni Universitas Hasanudin (IKA UNHAS), segera beralih ke Kalimantan Selatan (Kalsel), sebuah daerah yang juga dikenal memiliki potensi lahan padi yang tak kalah besar.

Menurut Amran, Kalsel adalah salah satu penopang pangan Indonesia sehingga Kementerian Pertanian (Kementan) akan merancang Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan menjadi lumbung pangan nasional. 

“Kementan akan mengoptimalkan lahan rawa di Kalimantan Selatan seluas 200 ribu hektar, minimal 150 ribu hektar," ujar Amran saat meninjau lahan rawa tadah hujan di Desa Padang Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut dalam siaran pers, pada Kamis, 16 November 2023. 

Potensi 1 Juta Ton Beras

Amran mengungkapkan bahwa potensi lahan rawa di Kalimantan Selatan mencapai 200 ribu hektar. Dengan pengelolaan yang optimal, lahan tersebut dapat menghasilkan sebanyak 1 juta ton beras. Oleh karena itu, strategi untuk mengoptimalkan lahan rawa mencakup program rehabilitasi, dan sisa lahan akan dikembangkan menjadi sawah produktif.

"Indeks Pertanaman lahan sawah rawa di sini 1 kali setahun, kita akan naikan menjadi 2 kali. Maka kita akan membangun tanggul sepanjang sungai, agar tersedia air dan tidak terjadi banjir,” papar Amran. 

Dengan penuh optimisme, Amran berkeyakinan dapat membangun serta mengoptimalkan lahan rawa di Kalsel, terutama di Kabupaten Tanah Laut. Hal ini didorong oleh keberhasilan Program Serasi (Selamatkan Lahan Rawa Sejahterakan Petani).

Bahkan, distribusi pupuk di Kabupaten Tanah Laut mencapai tingkat keberhasilan tertinggi, di mana tidak ada keluhan dari petani karena penerapan KTP telah berhasil dalam mendapatkan pupuk subsidi.Top of Form

“Benih padi yang digunakan pada lahan rawa ini yakni bibit unggul, sesuai keinginan petani bukan pemerintah pusat. Dulu kami dengar ada bantuan benih yang ditolak petani, kami minta Dirjen itu dihentikan,” jelas Amran. 

Menurutnya, banyak petani di Kalsel yang enggan menggunakan benih bantuan karena hasil produksinya rendah. Namun, kata dia,  pihaknyaa telah menyiapkan benih unggul yang diminta oleh petani di seluruh Indonesia.

Optimasi Irigasi

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Ali Jamil, menekankan pentingnya tata kelola air yang efisien dan perbaikan infrastruktur irigasi dalam pengelolaan lahan rawa. Para petani di Tanah Laut tidak hanya berhasil mengubah lahan rawa tadah hujan menjadi ladang yang produktif, tetapi juga dengan tekun membangun jaringan saluran drainase untuk menjaga kesuburan tanah. 

"Sebelum program Serasi pada 2019, lokasi Kabupaten Tanah Laut ini mengalami kendala yang menghambat pertanaman. Dengan adanya program Serasi, manajemen air ditingkatkan, memungkinkan pertanaman pada musim hujan, yang sebelumnya sulit karena risiko banjir," ujar Ali. 

Sementara itu, Pj Bupati Tanah Laut, Syamsir Rahman, menyatakan bahwa program optimasi lahan rawa yang diterapkan oleh Mentan Amran sangat positif karena memerlukan dukungan pemerintah daerah dan petani. Ini dikarenakan perbaikan tanggul dan saluran irigasi yang rusak dapat mengembalikan produktivitas lahan sawah, memungkinkan penanaman dua kali dalam setahun.

"Dulu Program Serasi di sini berhasil, tanggul bagus pengairan bagus namun setelah adanya banjir selama 10 hari yang sangat besar, petani saat itu sudah down. Tanggul semua rusak, ini sudah ada saluran saluran di sana, tapi keputus sama banjir. Kami senang dengan Pak Menteri hadir membawa program optimasi lahan rawa sehingga tanggul yang rusak bisa diperbaiki dan pertanaman padi bisa 2 kali setahun," ucapnya.