Komisaris PT Amman Mineral Internasional sekaligus PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Teguh Boentoro
Pasar Modal

Menunggu Aksi Teguh Boentoro: Sulap Buku Merah DEWA jadi Hijau (Part 2)

  • Kepiawaian Direktur Utama PT Darma Henwa Tbk (DEWA) Teguh Boentoro berhasil mengubah laporan buku rugi pada 2022 menjadi untung pada triwulan I-2023.

Pasar Modal

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Kepiawaian Direktur Utama PT Darma Henwa Tbk (DEWA) Teguh Boentoro berhasil mengubah laporan buku rugi pada 2022 menjadi untung pada triwulan I-2023. 

Debut pertama di emiten berkode saham DEWA, Teguh berhasil memoles laporan keuangan yang rugi pada 2022 menjadi untung pada Triwulan I 2023. Dalam laporan buku itu, kondisi keuangan Darma Henwa mulai menunjukkan perbaikan pada tiga bulan pertama tahun ini. 

Teguh memang tidak terlibat dalam kinerja selama tiga bulan pertama tahun ini. Namun Teguh ikut andil dalam menata laporan kinerja yang dibuktikan dengan bubuh tanda tangannya pada laporan keuangan kuartal I-2023.

Kepemimpinan Teguh di emiten konstruksi tambang milik Grup Bakrie, Darma Henwa dipertanyakan, menyusul catatan masa lalu yang menyeret namanya pada pusaran megaskandal Bank Century.

Melansir laporan keuangan terakhir Darma Henwa, perseroan membukukan pertumbuhan pendapatan yang berujung pada posisi bottom line yang berbalik dari rugi menjadi untung di tiga bulan awal tahun ini.

Pada periode yang berakhir 31 Maret 2023, DEWA mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebanyak Rp7,9 miliar atau berbanding terbalik dari capaian triwulan pertama tahun lalu dengan rugi bersih Rp45,24 miliar.

Torehan tersebut terutama ditopang oleh pendapatan bersih yang tumbuh hingga 26,9% year-on-year (yoy) menjadi Rp1,76 triliun hingga akhir Maret tahun ini. Di mana, pada periode yang sama tahun lalu perseroan mencatat pendapatan sekitar Rp1,39 triliun.

Beban Membuncit

Di tengah perbaikan kondisi keuangan, beban pokok pendapatan DEWA membuncit 23,8% yoy menjadi Rp1,64 triliun. Padahal, beban pokok pendapatan Darma Henwa pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp1,32 trilliun.

Dari sisi neraca, liabilitas perseroan masih terlihat lebih tinggi daripada ekuitas. Akumulasi liabilitas perseroan terkerek 2,74% menjadi Rp4,89 triliun pada kuartal I-2023 dari Rp4,76 triliun per 31 Desember 2022.

Total liabilitas jangka pendek naik tipis 3,44% dari Rp3,77 triliun pada akhir tahun lalu menjadi Rp3,9 triliun pada kuartal I-2023. Sedangkan liabilitas jangka panjang sedikit bertambah dari Rp992,72 miliar menjadi Rp993,41 miliar di periode yang sama.

Pada sisi lain, jumlah keseluruhan ekuitas berada pada angka Rp3,23 triliun dengan penguatan kas dan setara kas sebesar 16,5% menjadi Rp354,06 miliar pada triwulan pertama 2023 dari sebelumnya Rp303,9 miliar pada akhir tahun lalu.

Kelincahan Teguh Boentoro

Diketahui bahwa Teguh masuk pada jajaran direksi Darma Henwa sebagai perwakilan Anthoni Salim. Masuknya Teguh di Darma Henwa bukan tanpa alasan, dirinya dikenal “lincah” dalam menjalankan perusahaan melalui jalur keuangan.

Kepiawaian Teguh mengelola keuangan tak dapat dipungkiri, terlihat dari rekam jejaknya sebagai konsultan pajak. Namanya menjadi tenar saat terseret dalam skandal Bank Century yang meledak pada 2008 silam. 

Teguh disebut sebagai pemilik awal PT Selalang Prima Internasional (SPI) yang saat itu menjadi debitur Bank Century milik Robert Tantular. Kasus ini juga menyeret salah seorang politisi, Misbakhun yang diketahui pernah memiliki hubungan dekat dengan Teguh.

Saat kasus itu tengah booming, Teguh sempat melarikan diri ke Singapura. Ketika kandal keuangan yang disebut terbesar kedua setelah BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) tersebut mulai mereda, Teguh balik ke Tanah Air dan menjabat di beberapa perusahaan sebelum akhirnya menduduki posisi tertinggi di manajemen Darma Henwa.