1636.jpg
Tekno

Menunggu Duel F-16 Vs Su-35 (II): Manuver Tidak Menentukan, Tetapi Radar Jadi Kunci

  • Meskipun kemampuan manuver merupakan isu dalam Perang Dunia II atau Perang Vietnam, hal ini bukanlah faktor utama dalam pertempuran udara modern.

Tekno

Amirudin Zuhri

JAKARTA-Biasanya, kendaraan yang lebih kecil lebih mudah bermanuver dibandingkan kendaraan yang lebih besar. Namun bagi jet tempur, tidak sesederhana itu. 

Ada berbagai faktor teknis, seperti muatan sayap yang menjadi keunggulan: F-16. Dan  rasio dorong terhadap berat untuk akselerasi cepat yang merupakan keunggulan Su-35.

Manuver

Yang perlu diperhatikan adalah bahwa Su-35 dianggap dapat bermanuver super. Sebagian besar karena menggunakan vektor dorong. Teknik menggunakan nozel yang dapat dikendalikan untuk mengarahkan daya dorong mesin. 

Dengan menggunakan kemampuan yang hanya terdapat pada beberapa pesawat—termasuk F-22 dan Su-30MKI—Su-35 dapat melakukan manuver Cobra yang spektakuler. Di mana  pesawat tempur tersebut secara tiba-tiba melambat dan berdiri di atas ekornya. Ini memaksa pesawat musuh yang ada di belakangnya melampaui dan beralih posisi ada di depan Flanker.

Meskipun mengesankan dalam pertunjukan udara, manuver Cobra juga mengurangi kecepatan dan energi pesawat. Sesuatu yang bukan merupakan hal  baik dalam pertempuran udara. Namun masalah sebenarnya adalah, meskipun kemampuan manuver merupakan isu dalam Perang Dunia II atau Perang Vietnam, hal ini bukanlah faktor utama dalam pertempuran udara modern. 

Jika jet saat ini melakukan dogfight, hal ini mungkin karena salah satu atau kedua belah pihak melakukan kesalahan. Atau tidak memiliki kemampuan teknis untuk melakukan serangan jarak jauh. Kecenderungannya adalah pesawat tempur modern, seperti F-35, bertindak sebagai penembak jitu. Mereka  secara diam-diam memburu mangsanya dengan rudal udara-ke-udara jarak jauh yang bahkan tidak dapat dideteksi oleh target hingga semuanya terlambat.

Radar

Yang paling penting adalah radar, jangkauan, konektivitas jaringan , dan seberapa rendah jet tempur bisa diamati.  Radar menentukan kapan Anda melihat orang lain. Jangkauan memungkinkan Anda menentukan kapan Anda akan membidik. Observasi rendah memungkinkan Anda untuk mendekat.

Berita buruknya bagi Ukraina, Su-35  mematikan dalam pertempuran udara di luar jangkauan visual serta dogfighting. Pertama, Su-35 mungkin melihat F-16 sebelum Viper melihat Flanker-E.  Menuru data sumber terbuka Radar Irbis-E Su-35 dilaporkan dapat mendeteksi target di udara hingga jarak 400 kilometer.

Irbis tidak terlalu mutakhir. Ini adalah sistem pasif elektronik atau  PESA. Radar  yang menggunakan satu pemancar dan penerima untuk memancarkan sinar tunggal pada frekuensi tunggal. Biasanya melalui beberapa antena. 

Hal ini memungkinkan pancaran radar diarahkan secara elektronik ke berbagai arah tanpa perlu memutar antena secara mekanis. Radar ini tidak secanggih radar AESA yang digunakan pada banyak pesawat tempur Barat. Trmasuk model F-16 Block 70 dan Block 72 terbaru. Radar yang menggunakan banyak pemancar untuk memancarkan banyak sinyal pada beberapa frekuensi secara bersamaan.

Radar AESA dapat melacak banyak target dan tidak terlalu rentan terhadap gangguan . Namun, Ukraina tidak mendapatkan F-16 yang dilengkapi AESA. Radar AN/APG-66(V)2 pada F-16 MLU adalah sistem radar doppler  dengan antena yang dikendalikan secara mekanis. Ini  menawarkan pemindaian lebih lambat pada satu frekuensi pada satu waktu.   Radar gelombang doppler mencerminkan gaya vintage tahun 80-an.

Selain itu, radar Su-35 lebih bertenaga. Ia memiliki daya 5 kilowatt dibandingkan dengan hanya 770 watt untuk AN/APG-66(V)2.  Bukan berarti radar Su-35 dapat melihat lima kali lebih jauh atau sepuluh kali lebih jauh, namun ia pasti dapat melihat lebih jauh daripada APG-66.

Keunggulan Rudal

Seolah radar yang unggul saja tidak cukup.  Su-35 di atas kertas memiliki rudal yang lebih baik. R-37 diperkirakan memiliki jangkauan deteksi target 400 kilometer. Sedangkan R-77-1 memiliki jangkauan 110 kilometer. Rudal-rudal pelacak aktif fire and forget ini melesat ke sekitar targetnya. Kemudian menggunakan radar yang ada di dalamnya untuk menyerang.

Seberapa efektif rudal-rudal ini pada jarak ekstrem masih dipertanyakan. Namun  melawan jet-jet lama Ukraina, Su-35 sangat mematikan. Su-35 dan Su-30SM, terbang dengan aman di belakang garis Rusia pada ketinggian 30.000 kaki. Mengunci jet Ukraina dengan radar Irbis mereka, dan kemudian menembakkan rudal R-37 dan R-77-1. Pesawat tempur Ukraina dipersenjatai dengan rudal R-27 era Soviet dengan jangkauan sekitar 80 km. Senjata-senjata awal tahun 1980-an ini menggunakan radar semi-aktif. Ini  mengharuskan pesawat peluncur untuk terus menerus mengunci target dengan pancaran radar.

Pilot Ukraina juga mengonfirmasi bahwa Su-30SM dan Su-35S Rusia benar-benar mengungguli pesawat tempur Angkatan Udara Ukraina dalam tingkat teknis.  Sepanjang perang pesawat tempur Rusia sering berhasil mengunci radar dan meluncurkan rudal R-77-1 ke pesawat tempur Ukraina dari jarak lebih dari 100 kilometer. 

 Meskipun tembakan semacam itu memiliki kemungkinan membunuh yang rendah, namun hal ini memaksa pilot Ukraina untuk bersikap defensif atau berisiko terkena serangan ketika masih berada jauh di luar jangkauan efektif mereka. Dan beberapa tembakan jarak jauh seperti itu berhasil mengenai sasarannya.”

Amerika telah setuju untuk mempersenjatai F-16 Ukraina dengan Rudal Udara-ke-Udara Jarak Menengah Tingkat Lanjut AIM-120. Rudal   yang pertama kali dikerahkan pada tahun 1991. AIM-120D terbaru diperkirakan memiliki jangkauan sekitar 160 km. Ini  akan melampaui R-77. Tetapi tidak dengan R-37. Pemerintah Ukraina mengatakan pada bulan September 2023 bahwa AIM-120 akan memiliki jangkauan sekitar 160 hingga 180 kilometer. Ini mengacu pada AIM-120D.

Banyak Faktor

Hasil dari duel rudal jarak jauh antara Flanker-E dan Fighting Falcon akan bergantung pada banyak faktor. Termasuk kualitas jammer dan umpan di udara. Juga , seberapa baik pesawat tempur ini diintegrasikan ke dalam radar dan rudal berbasis darat, dan koordinasi antara Su -35s dan pesawat radar udara A50 Rusia.

Dan masih ada faktor-faktor lain yang mungkin tidak akan terlihat sampai adanya pertempuran. Dilengkapi dengan datalink Link 16 standar NATO, F-16 mungkin memiliki kemampuan jaringan yang lebih unggul dibandingkan Su-35. 

Hal ini akan memudahkan Falcon untuk berkoordinasi dengan platform udara dan darat lainnya. Termasuk menerima peringatan dini dan data penargetan dari sensor lain. Meskipun pesawat canggih Rusia juga memiliki datalink, invasi Rusia ke Ukraina telah diganggu oleh sistem komunikasi yang tidak dapat diandalkan serta komando dan kontrol yang kaku.

Dalam posisi inferior, F-16 pasti juga akan mengembangkan taktik khusus. Bahkan jika kalah jumlah F-16 Ukraina bisa terbang rendah untuk menghindari deteksi radar di tengah kekacauan di darat. Dan  kemudian menggunakan data sensor dari platform lain untuk meluncurkan AIM-120 ke pesawat Rusia. Orang-orang Rusia mungkin akan menyadari betapa bagusnya datalink plus AIM-120.

Atau, mungkin F-16 Ukraina akan berusaha menghindari pertempuran udara bila memungkinkan. Sebaliknya, mereka mungkin dianggap lebih berharga sebagai platform udara-ke-darat. Meluncurkan rudal anti-radiasi HARM terhadap radar pertahanan udara Rusia, dan rudal jelajah serta bom luncur terhadap jembatan, depot pasokan, dan pos komando.

Bagi Rusia ancaman yang ditimbulkan oleh Su-35 akan membuat F-16 tetap terkendali. Tetapi terlalu percaya diri pada superiroritas juga bisa menjadi bumerang. (selesai)