Menurut BI Penurunan Harga Pangan Jadi Penyebab Utama Deflasi 0,05%
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan survei Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2020 kembali menunjukkan deflasi 0,05% month-to-month (mtm). Direktur Eksekutif BI Onny Widjanarko menyebut, penurunan harga tersebut utamanya didorong kelompok volatile food dan administered prices. “Kelompok volatile food kembali tercatat deflasi 0,60% mtm pada September 2020. Namun, angka tersebut tidak sedalam deflasi bulan sebelumnya sebesar 1,44% mtm,” ungkapnya […]
Industri
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan survei Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2020 kembali menunjukkan deflasi 0,05% month-to-month (mtm).
Direktur Eksekutif BI Onny Widjanarko menyebut, penurunan harga tersebut utamanya didorong kelompok volatile food dan administered prices.
“Kelompok volatile food kembali tercatat deflasi 0,60% mtm pada September 2020. Namun, angka tersebut tidak sedalam deflasi bulan sebelumnya sebesar 1,44% mtm,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Jumat, 2 Oktober 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menurut Onny, penurunan harga bahan pangan masih berlanjut seiring dengan melambatnya permintaan domestik dan kendala distribusi yang masih minimal.
Adapun sejumlah komoditas yang mendorong deflasi kelompok volatile food antara lain, daging ayam ras, telur ayam ras, dan bawang merah. Namun, deflasi kelompok ini lebih dalam juga disebabkan oleh oleh inflasi komoditas minyak goreng dan bawang putih.
Sebab, secara tahunan inflasi kelompok volatile food tercatat sebesar 0,55% year-on-year (yoy), berbanding terbalik dari bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 1,09% (yoy).
Kemudian, deflasi juga dipicu oleh kelompok administered prices yang mengalami penurunan harga 0,19% (mtm). Angka tersebut lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,02% (mtm).
“Perkembangan ini disebabkan adanya penurunan tarif angkutan udara selama September 2020. Di tengah situasi pandemi, permintaan masyarakat terhadap penerbangan juga masih tertahan,” jelasnya.
Sementara itu, dari sisi inflasi, per September 2020 tercatat rendah 0,13% (mtm), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,29% (mtm).
“Ke depan, Bank Indonesia akan konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah guna mengendalikan inflasi tetap terjaga,” tutur Onny.