Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Transportasi dan Logistik

Menurut Luhut, Kereta Cepat Lanjut Surabaya Melalui Yogyakarta Masih Studi

  • Studi melibatkan banyak pihak termasuk orang-orang terbaik di Indonesia dan China.

Transportasi dan Logistik

Debrinata Rizky

JAKARTA - Wacana pemerintah dalam melanjutkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sampai Surabaya kembali mencuat. Bukan hanya langsung ke Surabaya, namun pemerintah pun kini membuka opsi akan melanjutkan proyek ini agar tersambung hingga Yogyakarta terlebih dahulu.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, saat ini studi perpanjangan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sampai Surabaya melewati Yogyakarta sedang dilakukan.

"Sekarang studinya sedang jalan, kami minta Prof Satrio yang ikut menangani LRT, orang Indonesia dari China, Tiongkok juga," kata Luhut kepada awak media di kantor Kemenko Marves, Jakarta dilansir pada Senin, 29 Januari 2024.

Adapun kata Luhut, studi tersebut melibatkan banyak pihak termasuk orang-orang terbaik di Indonesia dan China. Sedangkan dalam sisi perpanjangan rute sampai Surabaya, Luhut menjelaskan saat ini pihaknya tengah bernegosiasi soal pinjaman dan bunganya.

Menko Marves ini mewanti-wanti jika pemerintah tak ingin sampai bunga pinjaman nantinya memberatkan pemerintah dari sisi pembayaran kedepan. Namun sayangnya ia blum menjelaskan secara rinci kapan dan  bagaimana detail terkait proyek ini.

Tahun lalu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, masuknya China untuk menggarap perpanjangan kereta cepat dipastikan. Setelah adanya penandatanganan kesepakatan antara China dan Indonesia belum lama ini.

Namun sayangnya Tiko masih menutup rapat berapa nilai investasi yang digelontorkan untuk proyek kerta cepat ini. Termasuk besaran bunga yang disepakati Indonesia dan China terkait proyek.

Kritikan Ekonom

Wacana pemerintah melanjutkan mega proyek Kereta Cepat dari Bandung sampai ke Surabaya menuai kritik tajam dari Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri.

Faisal menyebut, proyek ini tak layak dikerjakan pasalnya lebih masuk akal apabila trase kereta cepat dibuat lurus dari Jakarta hingga ke Surabaya melintasi kawasan utara Pulau Jawa sehingga tidak belok ke Bandung terlebih dahulu.

"Nanti Kereta Cepat Bandung akan disambungkan ke Surabaya akan kacau, karena yang sehat itu rute Jakarta Surabaya langsung, tidak perlu dibelokkan ke Bandung," jelasnya dalam Diskusi Publik ‘Beban Utang Kereta Cepat di APBN’ pada Selasa, 17 Oktober 2023.