Menyambut Situasi Booming Properti Usai Pandemi
- Industri properti diyakini akan bangkit pada tahun ini dengan melihat sejumlah indikator perbaikan.
Industri
JAKARTA - Percepatan pertumbuhan populasi yang selalu lebih cepat dibandingkan dengan penyediaan hunian menjadi peluang bagi industri properti.
Di sisi lain, pandemi telah mengubah preferensi orang dalam memilih properti. Hal ini yang kemudian menuntut pengembang untuk melakukan inovasi dalam meluncurkan produk properti yang bisa menjawab kepuasan dan kebutuhan konsumen.
Marketing Director Agung Podomoro Land Agung Wirajaya menyatakan perseroan selalu melihat arah pasar sebelum meluncurkan produk.
“Seperti saat ini banyak calon pembeli yang suka ruang terbuka dan adanya natural lighting. Hal tersebut diadopsi dalam hunian terbaru, bahkan untuk hunian yang diluncurkan saat pandemi,” kata dia dalam Webinar Podomoro Golf View, Sabtu, 26 Maret 2022.
- Hati-Hati! Minyak Goreng Palsu Beredar, Berikut Cara Cek Keasliannya
- 4 Rekomendasi Pariwisata Lewat Jalan Tol Gempol-Pandaan
- Dari Investasi Kripto, Pria Berusia 23 Tahun Bisa Membeli Apartemen Senilai Rp4,5 Miliar
Sementara itu, Agung mengakui dalam dua tahun pandemi ini, banyak sekali dinamika yang terjadi di industri properti. Salah satu tantangan yang dihadapi yakni dalam hal pemasaran karena pengembang tidak bisa bertatap langsung dengan konsumen. Begitu pula konsumen sulit untuk melihat langsung produk propertinya.
“Sehingga kami mengubah pola pemasaran yang memungkinkan konsumen bisa melihat produknya tanpa datang langsung ke lokasi (pemasaran secara virtual),” ujar dia.
Lebih lanjut, Agung menambahkan, Agung Podomoro Land siap menjadi booster percepatan pemulihan ekonomi dengan menyediakan produk properti termasuk hunian yang berkelanjutan.
Dia meyakini industri properti akan bangkit pada tahun ini dengan melihat sejumlah indikator perbaikan. Pertama, hasil penelitian lembaga internasional Knight Frank yang menyebutkan industri properti akan menjadi best performer pada 2022.
Kedua, pemerintah yang menyatakan akhir dari pandemi akan segera tiba. Kemudian, adanya Tax Amnesty jilid II dan perubahan harga komoditas kemungkinan berperan dalam booming investasi properti.
Presiden Direktur Era Indonesia Darmadi Darmawangsa menggambarkan, pada 2011-2013 terjadi booming properti yang disebabkan oleh naiknya harga komoditas batu bara pada 2011.
“Saat ini merupakan saat yang tepat untuk membeli properti, karena awal booming sudah terlihat dari keputusan bank di Amerika Serikat yang menaikkan suku bunga hingga 7 persen,” kata dia.
Assistant Vice President Marketing Agung Podomoro Land Rubby I Widjaja meyatakan Bank Indonesia mencatat rumah tipe besar tumbuh sangat signifikan sejak kuartal ke III-2020. Puncaknya pada kuartal ke III-2021 dengan pertumbuhan penjualan mencapai 45,57% (yoy).
Menurut dia, hal ini merupakan suatu sinyal akan adanya booming properti dan menjadikan dasar bagi developer properti untuk mengakselerasi pembangunan properti.
Rubby juga menambahkan, pembangunan properti pascapandemi juga tidak hanya mengedepankan investasi finansial, tetapi juga investasi kesehatan dengan banyaknya developer yang mulai mengedepankan pembangunan yang terintegrasi sehingga memudahkan penghuninya.