Tanaman Ganja
Dunia

Menyibak Negara Pengguna dan Produsen Narkoba Terbesar di Dunia

  • Masalah penyalahgunaan narkoba masih menjadi perhatian serius bagi masyarakat di seluruh dunia. Upaya pemberantasan dan rehabilitasi yang terus dilakukan masih mendapatkan tantangan yang juga terus berkembang.

Dunia

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Masalah penyalahgunaan narkoba masih menjadi perhatian serius bagi masyarakat di seluruh dunia. Upaya pemberantasan dan rehabilitasi yang terus dilakukan masih mendapatkan tantangan yang juga terus berkembang. 

Dilansir unodc.org, Selasa, 16 Maret 2024, berdasarkan data terbaru dari World Drug Report, situasi narkoba menunjukkan pola yang mengkhawatirkan, dengan sejumlah negara menghadapi prevalensi penggunaan dan penyaluran narkoba yang tinggi. 

Dari laporan tersebut, terungkap bahwa beberapa negara dengan prevalensi penggunaan narkoba tertinggi termasuk Amerika Serikat (27,1%), Kanada (22,1%), Denmark (19,5%), Australia (19,4%), dan Inggris (19,2%). 

Sementara itu, negara dengan penyebar narkoba terbanyak adalah Kolombia (670 ton kokain), Afghanistan (87 ton opium), Myanmar (33 ton opium), Meksiko (32 ton sabu), dan Iran (12 ton opium). 

terdapat kenyataan pahit tentang pencegahan narkoba di Indonesia yang kian merajalela. Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat bahwa sekitar 5,1 juta orang atau 1,84% dari populasi telah terjerumus dalam bahaya narkoba. Angka ini menunjukkan bahwa narkoba telah menjadi ancaman serius bagi masyarakat Indonesia.

Sabu-sabu, ganja, tembakau gorila, dan opiat menjadi jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan. Sabu-sabu, dengan efek stimulannya yang kuat, digemari karena dapat meningkatkan energi dan fokus. 

Ganja, meskipun memiliki efek relaksasi, dapat memicu kecanduan dan mengganggu kesehatan mental. 

Tembakau Gorila, sebagai pendatang baru, membawa bahaya yang tak kalah besar dengan efek psikoaktifnya yang tidak dapat diprediksi. Sementara itu opiat dengan efek analgesiknya, sering disalahgunakan untuk meredakan rasa sakit.

Peredaran narkoba di Indonesia kian marak, dan mudah diakses oleh berbagai kalangan, termasuk anak-anak dan remaja. Hal ini diperparah dengan kurangnya edukasi dan pengetahuan tentang bahaya narkoba, serta lemahnya penegakan hukum.

Dampak narkoba tidak hanya merugikan individu, tetapi juga keluarga dan masyarakat. Kemiri narkoba dapat mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti kerusakan organ tubuh, depresi, dan psikosis. Selain itu, narkoba dapat memicu tindak kriminalitas, seperti pencurian, pencurian, dan bahkan pembunuhan.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk memberantas narkoba, seperti pemberantasan jaringan pengedar, rehabilitasi pecandu, dan edukasi kepada masyarakat. Namun, upaya ini perlu diintensifkan dan dilakukan dengan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.

Dalam menghadapi tantangan ini, pendekatan komprehensif perlu diambil untuk memerangi narkoba, termasuk dalam hal pemberantasan, pencegahan, dan rehabilitasi. 

Penegakan hukum yang tegas terhadap jaringan pengedar dan produsen narkoba harus menjadi prioritas bagi pemerintah setiap negara. 

Penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya narkoba harus ditingkatkan secara massif, baik di sekolah maupun melalui berbagai kampanye sosial. 

Program rehabilitasi yang efektif dan berkelanjutan harus tersedia untuk membantu para pengguna narkoba pulih dan kembali ke masyarakat dengan produktif.