Ilustrasi emisi karbon.
Dunia

Menyoal Komitmen G20 Tekan Emisi Karbon

  • Komitmen para negara anggota G20 terhadap upaya menekan emisi karbon dipertanyakan. Hal ini setelah emisi karbon per kapita anggota G20 dari pembakaran batu bara pada 2022 diketahui meningkat hampir 7% dibandingkan tahun 2015.
Dunia
Chrisna Chanis Cara

Chrisna Chanis Cara

Author

JAKARTA—Komitmen para negara anggota G20 terhadap upaya menekan emisi karbon dipertanyakan. Hal ini setelah emisi karbon per kapita anggota G20 dari pembakaran batu bara pada 2022 diketahui meningkat hampir 7% dibandingkan tahun 2015. 

Laporan tersebut diungkap lembaga non-profit yang bergerak di bidang lingkungan, Ember. Lembaga tersebut membeberkan China menjadi negara dengan peningkatan emisi tertinggi selama periode 2015-2022. 

Negeri Tirai Bambu mencatat emisi per kapita 3,1 ton pada 2022, naik 30% dibanding tahun 2015. Peningkatan itu terjadi di tengah penambahan kapasitas energi terbarukan hingga 670 gigawatt selama periode yang sama. 

Diketahui China menjadi konsumen batu bara terbesar sekaligus penghasil emisi karbon terbesar di dunia. Negara itu sebelumnya telah berjanji mengurangi penggunaan batu bara. Namun mereka menegaskan hal itu baru akan dilakukan mulai tahun 2026-2030.

China kini maish mengembangkan PLTU batu bara baru. Sebuah pembangkit dengan kapasitas 243 GW tengah dibangun. Daya tersebut mampu mensuplai listrik negara seperti Jerman. Selain China, India juga disorot setelah emisi per kapitanya meningkat signifikan seiring penambahan kapasitas PLTU batu bara. 

India mengalami peningkatan emisi per kapita dari sektor batubara sebesar 29% menjadi 0,8 ton seiring penambahan kapasitas PLTU batu bara selama periode 2015-2022. Emisi karbon per kapita Australia turut menjadi perhatian karena hampir tiga kali lebih tinggi dari rata-rata dunia. 

“Negara-negara G20 menyumbang 80% emisi sektor ketenagalistrikan dunia, dengan CO2 per kapita dari PLTU batu bara mencapai 1,6 ton pada 2023, naik dari 1,5 ton pada 2015. Secara signifikan lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 1,1 ton,” demikian laporan Ember, dikutip dari Reuters, Selasa 5 September 2023. 

Salah satu penulis laporan Ember, Dave Jones, China dan India memang menjadi penghasil polusi terbesar di dunia yang berasal dari PLTU batu bara. Namun jika memperhitungkan populasi, Jones menyebut Korea Selatan dan Australia justru menjadi penghasil polusi terburuk pada 2022. 

Negeri Kanguru telah mengurangi emisi per kapita dari batu bara sebanyak lebih dari seperempat sejak tahun 2015. Namun capaian mereka masih tetap pada angka lebih dari 4 ton per kepala. Adapun emisi Korea Selatan telah turun hampir 10% menjadi 3,3 ton per kepala, tertinggi kedua di G20. 

“Sebagai negara dengan perekonomian maju, mereka harus meningkatkan penggunaan listrik terbarukan secara ambisius dan percaya diri agar penggunaan batubara dapat dihapuskan tahun 2030,” tulis Ember. 

Sebagai informasi, negara-negara G20 akan bertemu di India pada pekan ini. Pertemuan itu menjadi ruang pembuktian kesekian bagi blok tersebut terhadap komitmen iklimnya. Pada KTT G20 Juli lalu, mereka gagal mencapai konsensus untuk komitmen perubahan iklam. Sejumlah negara menuding China terus menghalangi adanya kesepakatan.