Menyusuri Musabab Radikalisme di Dunia Kampus
- Dalam konteks radikalisme di Indonesia, Mun'im menjelaskan bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk melakukan transformasi diri. Hal ini berarti bahwa mahasiswa memiliki potensi untuk melawan radikalisme dengan kesadaran diri, tanpa perlu paksaan dari luar.
Nasional
BANDUNG - Mun'im Sirry, dari Associate Professor, Department of Theology di University of Notre Dame menyebut ada sejumlah poin penting terkait isu radikalisme di kampus. Meski rumit tetapi hal itu bisa ditangani.
Hal itu disampaikan Sirry dalam kuliah umum Institut Pertanian Bogor (IPB) Rabu 25 Oktober 2023. Dalam kuliah umum tersebut Mun'im memandu audiens melalui perbincangan yang tentang "Radikalisme di Perguruan Tinggi: Tantangan Dunia Kampus."
Mun'im Sirry menyajikan materi dengan menguraikan enam poin penting terkait isu ini. Diskusi dimulai dengan memahami kompleksitas radikalisme di perguruan tinggi sebagai masalah enigmatik yang memengaruhi mahasiswa. Pertanyaan mendasar muncul, mengapa pemikiran radikal dapat mempengaruhi generasi muda, terutama mahasiswa?
- APBN Tanggung Biaya Pensiun Dini PLTU, Begini Skema dari Kemenkeu
- Vietnam Tiru Konsep China untuk Tarik Investor Asing
- Sri Mulyani Cairkan Bansos Beras dan BLT El Nino hingga Akhir Tahun
Kemudian, Mun'im Sirry menyusuri kerangka teoritis yang menjelaskan asal usul radikalisme dan intoleransi. Kerangka teoritis diperlukan sebagai langkah penting dalam mencari pemahaman mendalam tentang bagaimana pemikiran radikal memengaruhi individu, terutama mahasiswa yang seharusnya menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat.
Poin menarik lainnya dalam kuliah ini adalah bagaimana mahasiswa dapat terpapar pada pemikiran radikal dan bagaimana mereka memanifestasikan radikalisme dalam berbagai bentuk. Mun'im Sirry juga mengajukan pertanyaan yang sangat relevan, yaitu apakah ada peluang bagi mahasiswa untuk melakukan deradikalisasi, atau pemulihan diri dari pemikiran radikal.
Potensi Melawan
Dalam konteks radikalisme di Indonesia, Mun'im menjelaskan bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk melakukan transformasi diri. Hal ini berarti bahwa mahasiswa memiliki potensi untuk melawan radikalisme dengan kesadaran diri, tanpa perlu paksaan dari luar.
Penjelasan Mun'im Sirry didasarkan pada bukunya yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul "Pendidikan dan Radikalisme," yang telah banyak mengupas secara detail mengenai tentang isu ini.
Mun'im Sirry juga menekankan bahwa radikalisme di perguruan tinggi adalah masalah serius yang perlu perhatian intensif, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Dirinya merasa prihatin bahwa mahasiswa, yang seharusnya menjadi agen perubahan yang positif, dapat terlibat dalam tindak radikalisme.
Namun, ia juga memberi catatan positif bahwa deradikalisasi atau pemulihan diri dari pemikiran radikal adalah hal yang sangat memungkinkan. Hal ini memberikan harapan bahwa melalui pemahaman dan pendidikan, kita dapat menghadapi tantangan ini dengan lebih efektif di masa depan.