PT Petrosea Tbk (PTRO)
Korporasi

Meramal Prospek Cerah Saham PTRO Pasca Diakuisisi Grup Barito

  • PTRO akan menjadi kontraktor utama untuk beberapa anak usaha Grup Barito, seperti PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), termasuk proyek penambangan di Tamtama Perkasa (TP), Multi Tambangjaya Utama (MUTU), dan Daya Bumindo Karunia (DBK).

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – PT Petrosesa Tbk (PTRO) yang belum lama ini diakusisi oleh Grup Barito milik Prajogo Pangestu memiliki prospek cerah di masa depan, baik secara fundamental maupun harga saham yang masih bisa melambung signifikan. 

Hal tersebut dikatakan oleh analis Sucor Sekuritas Yoga Ahmad Gifari dalam risetnya mengatakan potensi gemilang emiten yang bergerak di bidang batu bara ini didorong oleh sejumlah corporate action termasuk penyiapan belanja modal besar, sinergi, dan rasio leverage yang apik.

Karenanya, Sucor Sekuritas pun mempertahankan rekomendasi beli saham PTRO dengan target harga Rp27.100 per saham. Mengacu pada harga saham PTRO pada Rabu, 9 Oktober 2024, pukul 15.04 WIB yang berada di level Rp14.075 per saham, investor berpeluang meraup keuntungan lebih dari 90%.

"PTRO memiliki potensi penguatan harga didukung oleh prospek pertumbuhan laba yang pesat, seiring peningkatan volume penambangan batu bara dan penambahan kontrak baru di sektor pertambangan," tulis Yoga dalam riset tersebut.

Yoga juga menjelaskan, masa depan saham PTRO semakin cerah dengan rencana alokasi dana senilai US$400 juta untuk pengadaan alat pertambangan, setelah PTRO mendapatkan kontrak baru di segmen bisnis kontraktor pertambangan batu bara. Investasi ini akan dilakukan dalam jangka waktu 8-12 tahun ke depan.

Selain itu, PTRO juga akan menjadi kontraktor utama untuk beberapa anak usaha Grup Barito, seperti PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), termasuk proyek penambangan di Tamtama Perkasa (TP), Multi Tambangjaya Utama (MUTU), dan Daya Bumindo Karunia (DBK).

Terlebih lagi, perseroan juga telah memenangkan tender penambangan dengan perusahaan lain, seperti Pasir Bara Prima (PBP) dan Global Bara Mandiri (GBM). "PTRO saat ini sedang intensif mengadakan alat berat dari berbagai penyedia utama di Indonesia, seperti United Tractors, Trakindo Utama, Indomobil Group, dan Eka Dharma Jaya Sakti," tambah Yoga.

Prospek cerah PTRO juga didukung oleh sinergi yang diharapkan dapat meningkatkan volume penambangan batu bara perseroan. Diproyeksikan, volume overburden (OB) PTRO akan mencapai 87 juta bcm pada tahun 2027, dengan pertumbuhan tahunan sekitar 137% dalam tiga tahun mendatang. 

Di samping, kata Yoga, kontrak dengan perusahaan afiliasi diharapkan berkontribusi hingga 33% dari total volume penambangan batu bara pada 2027, naik dari kontribusi saat ini yang hanya 3%.

Pertumbuhan kinerja keuangan PTRO diperkirakan mencapai US$80 juta dalam tiga tahun ke depan. Rasio utang PTRO juga dinilai masih sehat, dengan rasio utang terhadap ekuitas sebesar 1 kali. 

Yoga pun memperhitungkan apabila utang emiten bersandikan PTRO ini ditambah sebesar US$400 juta untuk mendukung kegiatan ekspansi, rasio tersebut diperkirakan hanya naik menjadi 2,5 kali. 

Oleh karena itu, Sucor Sekuritas memperkirakan laba bersih PTRO akan mencapai US$4 juta pada tahun ini, dan melonjak menjadi US$18 juta pada 2025 serta US$50 juta pada 2026. Sementara itu, pendapatan diproyeksikan meningkat menjadi US$693 juta pada 2024 dan US$1,07 miliar pada 2026.

Sebagai informasi, Prajogo Pangestu telah mengakuisisi PTRO yang ditaksir mencapai Rp940 miliar pada 16 Februari 2024, lalu. Akuisisi ini dilakukan oleh anak usaha Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), melalui PT Kreasi Jaya Persada (KJP).

Berkat akuisisi tersebut, KJP menjadi pemegang saham terbanyak PTRO dengan kepemilikan  41,51%, disusul oleh PT Caraka Reksa Optima sebesar 34%, dan sisanya kepemilikan publik sebesar 23,32%.