Merawat Simpul Demokrasi Lewat Dirty Vote
- Para penggerak Dirty Vote menggelar roadshow di berbagai daerah di Indonesia usai penayangan perdana film dokumenter tersebut pada 11 Februari 2024. Kota Solo menjadi salah satu daerah yang disambangi untuk nonton bareng (nobar) dan diskusi film besutan Dandhy Dwi Laksono tersebut.
Nasional
SOLO—Para penggerak Dirty Vote menggelar roadshow di berbagai daerah di Indonesia usai penayangan perdana film dokumenter tersebut pada 11 Februari 2024. Kota Solo menjadi salah satu daerah yang disambangi untuk nonton bareng (nobar) dan diskusi film besutan Dandhy Dwi Laksono tersebut.
Bertempat di Hall Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Selasa, 20 Februari 2024 malam, nobar dan diskusi Dirty Vote dihadiri sekitar 300 penonton dari berbagai kalangan.
Acara hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surakarta, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Justissica, Forkom LPM Soloraya, dan Komunitas Film Kembang Gula ini menghadirkan empat tokoh kunci Dirty Vote.
Mereka yakni Dandhy Dwi Laksono (Sutradara), serta tiga pakar hukum tata negara (HTN) Bivitri Susanti (Dosen STHI Jentera), Feri Amsari (Dosen FH Universitas Andalas), dan Zainal Arifin Mochtar (Dosen FH Universitas Gadjah Mada). Kegiatan tersebut juga dihadiri Guru Besar FH UMS yang pernah menjabat Ketua Komisi Yudisial pada 2016-2018 Aidul Fitriciada Azhari.
Hadir pula Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Hukum dan HAM yang juga mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas. Busyro dan Aidul dalam sambutan kompak menyatakan dukungannya pada gerakan yang bertujuan menegakkan kembali demokrasi.
Pendidikan Politik
Mereka menilai analisis yang disampaikan para pakar HTN dalam film tersebut merupakan bagian dari pendidikan politik. “Hal ini layak didiskusikan anak muda dan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa,” ujar Busyro.
Dalam diskusi, Dandhy dengan tegas menepis sejumlah tudingan pada mereka. Sang sutradara mengatakan Dirty Vote bukanlah merupakan propaganda politik untuk menggembosi salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024. “Film ini hanya memaparkan fakta dan analisis atas perusakan demokrasi oleh kekuasaan saat ini,” ujar jurnalis serta pendiri Watchdoc itu.
Pihaknya juga menepis film dokumenter berdurasi 1 jam 57 menit tersebut itu dibiayai pihak asing. “Dananya patungan, bahkan kami masih punya utang untuk bayar sewa sejumlah properti,” ujarnya.
Bivitri menambahkan tujuan film tersebut tak hanya memaparkan fakta berbagai kecurangan Pemilu, tapi juga menggugah nalar kritis masyarakat luas. Ia ingin masyarakat melihat berbagai pelanggaran konstitusi yang terjadi sebelum hingga berlangsungnya Pemilu. “Warga bukan cuma angka-angka yang hanya dihitung setiap Pemilu.”
Malam itu, Bivitri, juga menyampaikan kepada penonton tentang pentingnya pendidikan politik. Politik menjadi salah alat perjuangan masyarakat yang perlu dipelajari bersama. “Tiap hari adalah politik. Maka, perlu sekali adanya pendidikan politik. Politik adalah alat perjuangan hak kita,” kata dia.
Baca Juga: Viral Film Dirty Vote, Membongkar Kecurangan Pemilu 2024
Diskusi berlangsung hampir dua jam. Ratusan penonton tak hanya antusias mendengarkan materi, tapi juga semangat bertanya kepada para narasumber. Penanya yang mayoritas mahasiswa sepakat dengan perjuangan menegakkan demokrasi.
Mereka juga menanyakan upaya yang harus dilakukan bersama agar semangat menegakkan demokrasi tetap terjaga.Salah satu penanya, Alina, menyampaikan satu-satunya yang diuntungkan dalam penayangan film tersebut yakni masyarakat luas.
Apalagi beberapa hari setelah perilisan, masyarakat akan menentukan pilihan presiden mereka. Ia justru mendorong adanya gerakan sipil yang lebih luas untuk menjaga pilar demokrasi di Tanah Air.
Sekretaris AJI Surakarta Danur Lambang Pristiandaru mengatakan salah satu tujuan acara diskusi dan nobar Dirty Vote yakni membangun wacana kritis masyarakat Solo dan sekitarnya. “Apalagi Kota Solo menjadi bagian penting yang tak terpisahkan dalam film tersebut,” ujarnya. Solo menjadi kota kedua yang disinggahi dalam roadshow Dirty Vote.
Sebelumnya, Feri Amsari dkk. mengawali perjalanan dengan menggelar nobar di Jogja pada 18-19 Februari 2024. Setelah Solo, roadshow berlanjut ke Surabaya dan Malang pada Rabu, 21 Februari 2024, Semarang pada Kamis, 22 Februari 2024, Bandung pada Jumat, 23 Februari 2024 serta Sumedang pada Sabtu, 24 Februari 2024.