<p>Presiden Direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Tri Boewono (ketiga kiri) bersama dengan Komisaris MDKA Garibaldi Thohir (tengah), Direktur MDKA Michael Soeryadjaya (kiri), Direktur Independen MDKA Chrisanthus Supriyo (kedua kiri), Komisaris MDKA Heri Sunaryadi (ketiga kanan), Komisaris Independen MDKA Budi Bowoleksono (kedua kanan), dan Komisaris Independen MDKA M. Munir (kanan) berbincang sebelum memulai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPST dan RUPSLB) di Jakarta, Rabu, 29 Juli 2020. MDKA mencatatkan kinerja gemilang pada 2019 dengan diselesaikannya proyek ekspansi oksida di Tambang Emas Tujuh Bukit serta produksi emas dan perak perusahaan melampaui target 2019 dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam RUPSLB hari ini, para pemegang saham MDKA menyepakati untuk melakukan pembelian kembali saham atau _buyback_ sebanyak-banyaknya 2% saham dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan dengan alokasi dana maksimal Rp 568 miliar dilaksanakan secara bertahap sampai paling lama 18 bulan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Merdeka Copper Gold (MDKA) Minta Restu Private Placement 2,4 Miliar Saham

  • PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) belum juga mendapatkan calon investor untuk private placement ini.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Emiten tambang emas PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berencana menerbitkan 2,44 miliar saham baru lewat aksi Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu III (PMTHMETD) alias private placement.

Berdasarkan publikasi keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten bersandikan MDKA ini melakukan private placement untuk dua hal utama. Pertama, yakni untuk kebutuhan modal kerja perseroan dan entitas grup perseroan. 

"Kemudian untuk pengembangan usaha, baik dalam bentuk belanja modal atau pembelian saham atau aset pada satu atau lebih perusahaan dengan industri yang sesuai," jelas manajemen MDKA dalam keterbukaan informasi pada Selasa, 7 Mei 2024. 

Manajemen MDKA menyampaikan sampai dengan tanggal keterbukaan informasi diterbitkan, belum terdapat calon investor yang menyatakan niatnya untuk mengambil bagian atas saham baru dari gelaran private placement ini. 

Untuk bisa mengeksekusi aksi korporasi ini, MDKA yang sahamnya juga dimiliki Garibaldi Thohir ini akan meminta restu oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang bakal diselenggarakan pada 12 Juni 2024.

Asal tahu saja, 2,44 miliar saham baru itu adalah maksimal 10% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor perseroan. “PMTHMETD III akan dilakukan dalam jangka waktu dua tahun sejak RUPSLB menyetujui PMTHMETD III,” jelas manajemen.

Dari lantai bursa, saham MDKA diparkir menguat 1,42% ke level Rp2.670 per saham pada perdagangan Selasa, 7 Mei 2024. Dari sisi variasi harga, saham ini berfluktuasi di kisaran Rp2.670 hingga 2.720 per saham. 

Adapun frekuensi saham MDKA berada di angka 5.011 dengan volume perdagangan mencapai 28,91 juta lembar saham. Alhasil, turn over atau nilai transaksi emiten dengan kapitalisasi pasar Rp66,83 triliun ini berada di level Rp66,06 triliun.

Kebut Tambang Emas di Gorontalo

Sebagai informasi, MDKA kini tengah mempercepat kemajuan proyek Tambang Emas Pani di Gorontalo, yang diharapkan akan beroperasi pada akhir tahun 2025 mendatang. Adapun nilai investasi proyek ini memakan biaya US$ 101 juta yang telah dikucurkan sejak 2023 lalu. 

Tambang ini diproyeksikan akan menghasilkan sekitar 450.000 ons troi emas per tahun itu akan dikelolal anak perusahaan MDKA, yakni PT Puncak Emas Tani Sejahtera (PETS) dan PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM).

Proyek Tambang emas juga menawarkan sumber daya mineral yang mengesankan, mencapai 6,7 juta ons emas. Dengan proyeksi produksi mencapai 19 juta ton bijih per tahun, puncak produksi dapat menghasilkan hingga 450.000 ons emas troi setiap tahunnya.

Pada bulan Maret 2024, MDKA mengonfirmasi penyelesaian Studi Kelayakan untuk Proyek Emas Pani ini. Hasil studi tersebut menegaskan bahwa proyek ini memiliki prospek yang menarik, dengan biaya operasional rendah dan prospek jangka panjang yang menjanjikan.

Menurut analisis Feasibility Study (FS) yang menggunakan asumsi yang konservatif, Proyek Emas Pani ini diharapkan akan menjadi salah satu pilar pendapatan yang signifikan bagi MDKA di masa depan, dengan potensi pendapatan mencapai US$ 11,4 miliar. 

Selain itu, Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) diperkirakan mencapai US$ 7,4 miliar selama 10 tahun pertama operasi. Hasil FS juga menunjukkan bahwa all-in sustaining costs (AISC) yang rata-rata sebesar US$ 872 per ons emas troi membuat proyek ini efisien dan biaya operasionalnya rendah.