<p>Tambang Emas Tujuh Bukit Banyuwangi PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) milik konglomerat Edwin Soeryadjaja, Garibaldi Thohir, dan Sandiaga Uno / Merdekacoppergold.com</p>
Korporasi

Merdeka Copper (MDKA) Siapkan Capex Rp11 Triliun untuk 4 Proyek

  • Direktur MDKA David Fowler mengatakan bahwa pihaknya telah mempersiapkan capex yang signifikan untuk tahun ini demi mendukung pertumbuhan bisnis perseroan.

Korporasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) US$750 juta atau setara dengan Rp11,14 triliun dalam asumsi kurs Rp14.863 per-dolar Amerika Serikat (AS).

Direktur MDKA David Fowler mengatakan bahwa pihaknya telah mempersiapkan capex yang signifikan untuk tahun ini demi mendukung pertumbuhan bisnis perseroan.

Jika dirincikan, sebesar US$250 juta (Rp3,7 triliun) dari capex akan digunakan untuk proyek pabrik Acid Iron Metal (AIM) yang dikelola oleh PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) selaku anak usaha.

Selanjutnya, US$90 juta (Rp1,3 triliun) akan digunakan untuk pengembangan proyek tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).

Kemudian, US$110 juta (Rp1,6 triliun) dianggarkan untuk pengembangan proyek emas Pani yang ditargetkan akan memproduksi lebih dari 450.000 ons emas pertahunnya.

Sementara itu, sebesar US$130 juta (Rp1,93 triliun) dari capex untuk tahun ini akan dimanfaatkan untuk pengembangan proyek smelter Zhao Hui Nickel (ZHN). Sisa capex di luar kebutuhan yang disebutkan di atas akan dialokasikan untuk modal kerja.

"Kami memiliki investasi yang signifikan untuk tahun ini," ujar Direktur Keuangan MDKA David Thomas Fowler melalui paparan publik yang diselenggarakan secara virtual, Selasa, 13 Juni 2023.

Capex perseroan untuk tahun ini dikatakan David signifikan karena angkanya meningkat hingga nyaris 100% dari US$390 juta (Rp5,79 triliun) pada tahun 2022.

Presiden Direktur MDKA Albert Saputro dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa pihaknya menargetkan pertumbuhan produksi emas untuk tahun ini.

Pada tahun 2023, produksi emas dari Tambang Emas Tujuh Bukit ditargetkan bisa mencapai 120.000-140.000 ons emas dengan all-in sustaining cost (AISC) sebesar US$1.100-US$1.300 (Rp16,34 juta-Rp19,32 juta) perons.

"MDKA juga meneruskan eksplorasi tembaga di Tujuh Bukit yang diharapkan dapat memberikan hasil optimal," katanya.

Untuk proyek emas Pani, MDKA tengah mempersiapkan proses penambangan secara komprehensif, yang mana studi kelayakan akan proyek ini akan selesai pada akhir kuartal III-2023.

Kemudian, untuk Tambang Tembaga Wetar, produksinya ditargetkan mencapai 16.000-20.000 ton tembaga dengan AISC sebesar US$3,7-US$4,7 (Rp54.993-Rp69.856) perpon.

Dari RKEF Smelter, MDKA menargetkan produksi nickel pig iron (NPI) sebanyak 18.000-20.000 ton dengan AISC US$13.000-US$15.000 (Rp193,21 juta-Rp222,94 juta) perton.

Per-31 Desember 2022, MDKA tercatat memiliki portofolio aset sumber daya mineral dengan cadangan 35,2 juta ons emas, 8,4 juta ton tembaga, 79 juta ons perak, 13,8 juta ton nikel, dan 1 juta ton kobalt.