<p>Pekerja bersiap membuka toko nya di kawasan Pasar Baru, Jakarta, Kamis 11 Juni 2020. Meski masih dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi, pusat perbelanjaan tersebut mulai dibuka kembali dengan memperhatikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 menuju pemberlakuan kenormalan baru. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Mereka Yang Meraup Untung di Masa Pandemi

  • JAKARTA – Sejak virus corona baru pertama kali muncul di China pada akhir 2019 dan resmi terkonfirmasi di Indonesia pada 2 Maret 2020 silam, perekonomian dunia tercatat terus kontraksi akibat kebijakan sejumlah negara terkait wabah. Alhasil, dampaknya ikut terasa di sektor industri tanah air, menurut pemetaan industri dari Kememterian Perindustrian, 60% industri tergolong dalam sektor […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Sejak virus corona baru pertama kali muncul di China pada akhir 2019 dan resmi terkonfirmasi di Indonesia pada 2 Maret 2020 silam, perekonomian dunia tercatat terus kontraksi akibat kebijakan sejumlah negara terkait wabah.

Alhasil, dampaknya ikut terasa di sektor industri tanah air, menurut pemetaan industri dari Kememterian Perindustrian, 60% industri tergolong dalam sektor yang sangat terdampak dan 40% sisanya masuk golongan moderat.

Namun, tidak semua industri mengamali kemereosotan akihat lemahnya permintaan pasar. TrenAsia.com telah merangkum sejumlah industri yang meraup untung di tengah pandemi COVID-19:

Kinerja Positif Industri

1. Industri Farmasi

Sejak krisis kesehatan COVID-19 berubah jadi krisis ekonomi, kebutuhan masyarakat akan obat-obatan meningkat. Baik yang terkait dengan pengobatan COVID-19 maupun obat yang mendukung sistem imun tubuh.

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk (SIDO) masih membukukan kinerja positif selama kuartal I-2020. Tercatat, penjualan SIDO tumbuh 2,39% menjadi Rp730,72 miliar dari sebelumnya Rp 713,68 miliar pada periode sebelumnya.

2. Industri Tekstil dan Produk Tekstil

Sebagai industri yang paling terdampak, industri TPT mengalami penurunan laju pertumbuhan hingga -1,24% pada kuartal I-2020. Selain itu, terjadi penurunan ekspor sebesar 14,2% menjadi USD3,77 miliar pada bulan Januari sampai April 2020.

Meski begitu, industri TPT bertahan dengan strategi diversifikasi produk, yaitu dengan memproduksi alat pelindung diri (APD) dan masker yang permintaannya tengah tinggi saat ini. Berkat langkah tersebut, industri TPT digadang-gadang surplus produksi.

Kemenperin mencatat sampai dengan Desember 2020, masker bedah tercatat surplus hingga 1,9 miliar unit (pcs), masker kain surplus 377,7 juta pcs, 13,2 juta pcs surplus pakaian bedah, dan 356,6 juta pcs surplus pakaian pelindung diri (coverall).

3. Industri Jasa Telekomunikasi

Kebijakan belajar dan bekerja dari rumah praktis meningkatkan kebutuhan internet masyarakat. PT Indosat Tbk. mencatat kenaikan data selular sebesar 27% pada Hari Raya Idul Fitri 1441 H silam dibandingkan dengan rata-rata trafik normal sebelum COVID-19.

“Lebaran kali ini membuat aplikasi messaging, media sosial, dan video streaming banyak digunakan,” kata SVP-Head of Corporate Communications ISAT, Turina Farouk, Jumat, 29 Mei 2020.

4. Jasa Keuangan dan Asuransi

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor jasa keuangan dan asuransi masih tumbuh positif pada kuartal I-2020 menjadi 10,72% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 7,23%.

5. Industri Makanan dan Minuman

Berdasarkan data perusahaan e-commerce enabler SIRCLO, terjadi peningkatan permintaan pada  produk makanan dan minuman (mamin) hingga 143% sejak Februari-Maret 2020, dan diperkirakan akan terus meningkat.

“Hal ini menunjukan terjadinya pergeseran belanja dari yang semula pembelian langsung di toko ataupun pasar tradisional menjadi berbasis digital, yang disebabkan adanya pembatasan aktivitas di luar rumah,” kata Direktur Jenderal Industri Ago Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Abdul Rochim dalam wawancara dengan TrenAsia.com, Kamis, 12 Juni 2020.

6. Industri Jasa Pengiriman Logistik

Seiring meningkatnya trafik pengguna layanan belanja digital, otomatis, industri jasa pengiriman logistik juga ikut terdorong pertumbuhannya. Presiden Direktur PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) mengakui adanya peningkatan volume pengiriman hingga 10% di wilayah Jawa Barat.

Hal tersebut merupakan imbas dari PSBB dan ikut sertanya JNE dalam distribusi sembako untuk masyarkat terdampak COVID-19.

7. Industri Perdagangan Elektronik (e-commerce)

Salah satu e-commerce terbesar di Indonesia, Shopee membukukan pertumbuhan volume transaksi (gross merchandise value/GMV) hingga 74,3% sepanjang kuartal I-2020. Dengan realisasi ini, Shopee meraup GMV senilai US$ 6,2 miliar, meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2019 US$ 3,5 miliar.

Strategi Bertahan

Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti menilai meskipun kinerja sejumlah sektor terbilang cukup baik, namun bukan berarti sepenuhnya optimal seperti masa sebelum pandemi.

Dia menekankan pemerintah dan pelaku industri harus dapat beradaptasi dan memiliki strategi bertahan yang relevan dengan kondisi saat ini.

“Agar industri itu berkelanjutan maka industri harus punya daya saing (competitiveness). Sehingga tidak jadi industri “musiman” yang hanya untung di masa tertentu,” ujar Esther melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp pada TrenAsia.com

Esther mengurai sejumlah faktor yang membuat suatu perusahaan dapat berdaya saing, yaitu adanya permintaan terhadap produksinya (demand condition), adanya industri terkait dengan usahanya. Kemudian, perusahaan juga harus punya strategi jitu agar bisa bersaing di pasar domestik maupun global, selanjutnya ada faktor kondisi seperti iklim yang mendukung. Terakhir, harus ada insentif atau kebijakan pemerintah yang mendukung hidupnya industri tersebut.

Untuk meningkatkan kinerja industri tersebut sebaiknya pemerintah memberikan insentif pajak, menunda pembayaran iuran Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS), relaksasi kredit, dan mendorong terjadinya keseimbangan antara supply dan demand.

“Jadi, kalau kelima dimensi itu terpenuhi maka industri akan berkelanjutan (sustainable).”