<p>Ilustrasi merger Gojek dan Tokopedia / Repro</p>

Merger Raksasa Gojek dan Tokopedia Bakal IPO di RI dan AS, Valuasi Rp560 Triliun.

  • Dua perusahaan rintisan (start up) asal Indonesia, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) dan platform perdagangan elektronik PT Tokopedia akhirnya menyelesaikan rencana merger dan ditargetkan paling cepat bulan ini.

Dewi Aminatuz Zuhriyah

Dewi Aminatuz Zuhriyah

Author

JAKARTA – Dua perusahaan rintisan (start up) asal Indonesia, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) dan platform perdagangan elektronik PT Tokopedia akhirnya menyelesaikan rencana merger dan ditargetkan paling cepat bulan ini.

Kedua perusahaan rintisan tersebut sepakat untuk mendaftarkan entitas gabungannya di Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Target valuasi merger diperkirakan mencapai US$35 miliar hingga US$40 miliar setara Rp560 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS) bila melantai di bursa saham.

Kedua start up berstatus decacorn dan unicorn itu berencana menjadikan Indonesia sebagai digital powerhouse atau sumber daya internet. Pasalnya, Indonesia tengah memimpin pasar ekonomi digital mulai dari layanan transportasi, pembayaran online, jasa pengiriman, hingga belanja. Namun, baik manajemen Gojek maupun Tokopedia, enggan menanggapi berita ini.

“Ada kemungkinan kuat bahwa entitas gabungan akan mendapatkan penilaian pasar publik semacam itu, dengan memperhatikan ruang,” kata Angus Mackintosh, pendiri CrossASEAN Research, dikutip dari Bloomberg, Rabu, 10 Februari 2021

Menurut Angus, sebagai entitas besar, nantinya gabungan kedua perusahaan itu akan memiliki peluang yang lebih baik untuk mendapatkan modal dalam jumlah besar.

Dalam diskusi terbarunya, pemegang saham Gojek meminta setidaknya 60% saham. Sebaliknya, pihak Tokopedia meminta sebesar 40% dari entitas gabungan tersebut.

Hal lain yang juga sedang dibahas adalah perihal skenario menggabungkan kedua perusahaan itu sebelum melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di bursa Indonesia dan AS.

Skenario lainnya adalah mendaftarkan Tokopedia di bursa Jakarta terlebih dahulu kemudian merger dengan Gojek, dan mendaftarkan perusahaan gabungan tersebut di bursa AS. Kendati begitu, baik Gojek dan Tokopedia hingga kini belum memutuskan apakah akan menggunakan skema IPO atau SPAC saat melantai di bursa AS.

Perusahaan cangkang atau special purpose acquisition company (SPAC) tengah menjadi tren kendaraan investasi bagi taipan-taipan dunia untuk melakukan ekspansi baik lewat akuisisi maupun merger. 

SPAC disebut perusahaan cangkang karena tidak memiliki operasi apa pun. Perusahaan jenis ini adalah sarana investasi yang dibuat khusus untuk mengumpulkan dana orang kaya dan selanjutnya dipakai membiayai peluang merger atau akuisisi dalam jangka waktu yang ditetapkan.

Tahun lalu, Gojek menyandang gelar decacorn dengan valuasi US$10 miliar setara Rp140 triliun. Sementara, e-commerce Tokopedia menyandang gelar unicorn dengan valuasi bisnis lebih dari US$7,5 miliar setara Rp105 triliun. (SKO)