<p>Suasana pelayanan nasabah di salah satu kantor cabang milik Bank Permata, di Jakarta. Foto; Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Meroket 159%, BEI Awasi Saham Bank Permata

  • Berdasarkan data Bloomberg, dalam sepekan terakhir, saham BNLI memang sudah melesat 159,32%. Dimulai pada 6 Oktober 2020 yang masih di harga Rp1.180 menjadi Rp3.060 per lembar pada 13 Oktober 2020.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memberi sinyal hati-hati bagi investor PT Bank Permata Tbk (BNLI). Pasalnya, BEI melihat adanya pola pergerakan di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA) pada saham BNLI dalam sepekan terakhir.

Berdasarkan data Bloomberg, dalam sepekan terakhir, saham BNLI memang sudah melesat 159,32%. Dimulai pada 6 Oktober 2020 yang masih di harga Rp1.180 menjadi Rp3.060 per lembar pada 13 Oktober 2020.

Padahal di sisi lain, rencana aksi korporasi BNLI terkait penawaran tender wajib oleh Bangkok Bank Public Company Limited masih belum jelas juntrungannya.

Rencana itu sempat diumumkan BNLI pada 9 Oktober 2020. Namun hingga kini, belum ada kabar pasti terkait persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) atas aksi korporasi tersebut.

Untuk itu, BEI mengingatkan agar investor bisa mengkaji ulang rencana aksi korporasi tersebut. Hal ini penting dilakukan guna meminimalisir berbagai kemungkinan yang bakal terjadi di kemudian hari.

“Mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi,” kata Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Lidia M. Panjaitan dalam pengumuman resmi, Rabu 13 Oktober 2020.

Tetapi di sisi lain, BEI juga mengingatkan bahwa pengumuman ini tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di pasar modal. Sebab itu, BEI mengimbau agar investor bisa tetap memasang mata pada keterbukaan informasi yang bakal disampaikan perseroan.

Adapun pada perdagangan hari ini, saham BNLI sudah melemah 210 poin atau 6,86% ke level Rp2.850 per lembar. Sebelumnya, saham BNLI masih berada di level Rp3.060.

Rencana Divestasi

Diketahui pada 9 Oktober lalu, Bank Bangkok dikabarkan telah memenuhi kewajiban pelaksanaan penawaran tender wajib dengan melepas 2,97 miliar saham publik BNLI dengan harga Rp1.347 per lembar.

Divestasi ini menyebabkan saham Bangkok Bank di BNLI berkurang 10,59% menjadi hanya 89,12%. Langkah ini dilakukan guna memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.41/POJK.03/2019 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Integrasi dan Konversi Bank Umum.

Beleid ini menjelaskan bahwa bank hanya dapat mencatatkan maksimal 99% sahamnya di bursa efek. Serta mewajibkan sisa 1% sahamnya dimiliki oleh warga negara dan/atau badan hukum Indonesia.

Dalam ketentuan lain, BEI mewajibkan adanya saham free float minimum 7,5% dari total saham beredar. Untuk itu, aksi divestasi ini pun dilakukan guna memenuhi ketentuan free float tersebut. (SKO)