rotak5.jpg
Tekno

Mesin Drone Iran Ternyata Jadi Incaran Pencuri di Dunia

  • Baru-baru ini Ukraina merilis foto yang menunjukkan mesin yang digunakan pada drone Mohajer-6 buatan Iran yang jatuh di Laut Hitam.

Tekno

Amirudin Zuhri

KYIV-Baru-baru ini Ukraina merilis foto yang menunjukkan mesin yang digunakan pada drone Mohajer-6 buatan Iran yang jatuh di Laut Hitam. Gambar secara jelas menunjukkan mesin tersebut adalah jenis Rotax buatan Austria

Mesin mesin piston empat langkah Rotax 912 yang ditemukan tersebut dibuat oleh Rotax, anak perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan Kanada Bombardier Recreational Products (BRP). Mesin ini biasanya ditemukan di pesawat ringan dan ultralight. 

Pengiriman mereka ke Iran akan melanggar sanksi Uni Eropa yang melarang ekspor barang dengan tujuan sipil dan militer, seperti suku cadang kendaraan. Sanksi yang sama juga dijatuhkan oleh Uni Eropa terhadap Rusia.

Setelah penemuan mesin Rotax di drone Mohajer-6, Rotax dan BRP mengeluarkan rilis media yang menyangkal telah menjual ke Iran. Perusahaan itu menanggapi situasi ini dengan sangat serius. BRP menegaskakn tidak memberi wewenang apa pun kepada distributornya untuk memasok pabrikan drone militer di Iran atau Rusia.

Tetapi penelusuran lebih lanjut ternyata mesin model tersebut telah menjadi objek pencurian besar-besaran di seluruh dunia terutama Eropa selama bertahun-tahun. Sejumlah negara bahkan meluncurkan operasi khusus untuk menangani masalah tersebut.

Pihak berwenang Inggris dalam beberapa tahun terakhir meluncurkan Operasi Opal. Tim intelijen nasional yang berfokus pada kejahatan terorganisir dipanggil untuk menyelidiki masalah ini. 

Tim ini bersama dengan Light Aircraft Association ( LAA) sedang mengumpulkan informasi tentang pencurian di Inggris. 

Jerry Parr, kepala kelaikan udara LAA kepada The War Zone Selasa 25 Oktober 2022 mengatakan selama bertahun-tahun, banyak mesin Rotax telah dicuri dari pesawat ringan di Inggris. “Dan sepengetahuan kami  tidak pernah ada bukti di mana mesin itu berakhir atau untuk tujuan apa,” katanya melalui email.

Dalam beberapa tahun terakhir, drone Rusia juga menggunakan mesin Rotax. Mesin ini juga digunakan untuk menggerakkan MQ-1 Predator General Atomics dan juga drone Heron Israel.

Laporan mesin Rotax yang menggerakkan drone Iran telah ada selama beberapa waktu terakhir. Khususnya varian mesin pesawat ringan Rotax 912 dan 914. Sebagai contoh Shahed-129 buatan Iran dikabarkan menggunakan mesin empat silinder Rotax 914 dan pertama kali masuk seri produksi pada 2013.

Ratusan telah dicuri

Menurut situs web perusahaan Rotax lebih dari 130 mesin Rotax 912 dan enam mesin Rotax 914 telah dicuri di seluruh dunia antara tahun 2000 dan 2021. Yang pertama dicuri di Jerman dan yang terbaru di Florida.

Kasus tertinggi terjadi di Inggris dengan 36 pencurian. Diikuti Jerman dengan 31. Ada tujuh dicuri dari Amerika dan empat dari Rusia.

Pencurian paling tinggi terjadi pada 2016 dengan 18 mesin yang hilang. Sementara pada 2021 hanya lima pencurian yang dilaporkan di situs Rotax.

Flyer publikasi penggemar penerbangan  pada Oktober 2016 melaporkan pencurian mesin Rotax dari pesawat dan lapangan terbang di sekitar Inggris tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

Laporan itu menyebutkan para pencuri jelas menargetkan pesawat dan menghindari kamera CCTV di lapangan terbang dengan membobol bagian belakang hanggar.

Pencurian tersebut  mengikuti skenario serupa dengan yang dilaporkan di Northamptonshire dan Cambridgeshire awal tahun ini. LAA melaporkan di halaman Facebook-nya pada Agustus 2016 dalam kasus ini, tiga pesawat menjadi sasaran. Mereka terdiri dari dua gyroplanes dan sebuah Skyranger.

Masing-masing pesawat itu memiliki mesin Rotax 912 dengan jam kerja yang relatif rendah. Tetapi baling-baling pendorong tertinggal. Sementara dua pesawat serupa di tempat itu dengan mesin 912 jam kerja tinggi tidak tersentuh. Seperti pencurian sebelumnya, itu jelas merupakan upaya yang direncanakan. 

Pada 2017 Juara dunia microlight David Broom yang menjalankan Airplay Aviation juga menjadi korban pencurian mesin Rotax. Dia menduga  pencurian dilakukan dengan cukup professional.

Menurut Broom, para pencuri tahu persis apa yang mereka inginkan, di mana harus memotong dan bagian mana yang penting.

Otoritas Inggris bukan satu-satunya yang menyelidiki pencurian mesin Rotax 912. Pihak berwenang Norwegia juga menyelidiki pencurian di sana. Kesimpulan awal menunjukkan bahwa pencuri tahu persis apa yang mereka lakukan dan cukup terorganisir untuk dapat membawa pergi mesin dengan berat lebih dari 220 pon tanpa terdeteksi.

Laporan media Norwegia menyebutkan tidak ada bagian mesin yang dirusak. Dan mesin pesawat diambil dengan rapi.

Thomas Hauklien, satu-satunya pemasok Rotax di Norwegia kepada media mengatakan keyakinannya bahwa ada hubungan terkait sejumlah pencurian di negara tersebut.  Dia juga menduga pencurian ini dilakukan berdasarkan pesanan.

Pencurian mesin Rotax telah menimbulkan kekhawatiran di komunitas penerbangan sehingga seorang pilot mengatakan bahwa dia memasang alat pelacak di mesin di pesawatnya.

Secara keseluruhan, mesin Rotax cukup banyak terutama di pesawat penerbangan umum ringan dan eksperimental. Dan jika ada kecurgaan mesin ini akhirnya berakhir di Iran memang masuk akal.

Sejumlah eksekutif dari perusahaan drone Amerika kepada The War Zone mengatakan tidak akan mengejutkan mendengar Iran memperoleh drone dari jalur illegal.  Dan sejumlah kasus telah mengungkapkan hal tersebut.

Pada 2014 misalnya, dua pria Iran didakwa menyelundupkan lusinan mesin buatan Jerman yang mampu menggerakkan drone ke Iran. 

Salah satunya dituduh memperoleh 61 mesin antara 2008 dan 2009 dan mengirimkannya ke Iran secara illegal.

Pada 2021 tahun lalu, Departemen Keuangan Amerika juga memberikan sanksi kepada sejumlah perusahaan Iran yang terkait dengan produksi drone.

Pertanyaan tentang drone Iran bukan yang pertama dihadapi Rotax tentang produknya. Pada tahun 2020, Rotax-BRP mendapat kecaman setelah diketahui  mesin mereka menggerakkan drone Bayraktar TB2 Turki yang digunakan Azerbaijan selama konflik Nagorno-Karabakh. Sebagai tanggapan atas situasi tersebut, BRP mengumumkan akan menangguhkan sementara ekspor mesin Rotax 912 ke  negara-negara dengan penggunaan yang tidak jelas. Ini yang kemudian mendorong Baykar kini membangun mesin sendiri di Ukraina.

Dan awal Oktober 2022 ini sebuah Rotax 912 ditemukan di drone Mohajer-6 lain yang ditembak jatuh oleh Peshmerga di Irak.

Ada banyak cara bagaimana sebuah negara untuk mendapatkan barang yang terlarang bagi mereka. Termasuk kemungkinan menggunakan perusahaan palsu, penyelundupan, pasar barang bekas, dan pencurian. 

Fakta bahwa telah terjadi gelombang pencurian yang aneh dan terencana dari mesin Rotax menunjukkan setidaknya pasar gelap untuk mesin ini cukup berkembang. Juga tidak jelas seberapa jauh industri Iran sendiri telah mampu mengkloning mesin dan sejauh mana kualitasnya. Tetapi pasti itu akan menjadi prioritas utama.