Ilustrasi mesin
Makroekonomi

Mesin Masih Jadi Pendorong Utama Impor Indonesia

  • Komoditas yang penurunan terbesar dialami oleh golongan mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya yang mencatatkan impor senilai US$401,7 juta (Rp6,31 triliun) atau turun 17,95%.

Makroekonomi

Bintang Surya Laksana

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) catatkan penurunan nilai impor nonmigas pada September 2023. 

BPS melaporkan nilai impor nonmigas Indonesia pada September 2023 mencapai US$14,01 miliar atau sekitar Rp220,21 triliun (kurs Rp15.715). Angka tersebut turun 13,6% dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan nila ekspor nonmigas hingga US$16,22 miliar (Rp254,89 triliun).

Komoditas yang penurunan terbesar dibandingkan bulan sebelumnya dialami oleh golongan mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya yang mencatatkan impor senilai US$401,7 juta (Rp6,31 triliun) atau turun 17,95% diikuti oleh mesin/peralatan mekanis dan bagiannya yang mencatatkan impor senilai US$352,2 juta (Rp5,53 triliun) atau turun 11,89%.

Walau mengalami penurunan, namun menurut laporan BPS mengenai komoditas impor nonmigas negara utama asal impor dan kawasan dari Januari hingga September 2023, komoditas mesin baik Mesin/Peralatan Mekanis dan Bagiannya (HS 84) dan Mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya (HS 85) masih mendominasi pangsa impor Indonesia.

Dilihat dari impor dari China yang juga merupakan pangsa impor nonmigas negara utama asal impor dengan nilai impor tercatat sebesar US$45,7 miliar (Rp718,17 triliun), sebesar 23,06% pangsa impor dari negara tersebut adalah mesin/peralatan mekanis dan bagiannya dengan mencatatkan impor hingga US$10,5 miliar (Rp165 triliun). 

Komoditas impor terbesar kedua dari China juga masih berhubungan dengan mesin yakni mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya dengan pangsa impor sebesar 22,27% dan mencatatkan nilai impor sebesar US$10,2 miliar (Rp160,29 triliun).

Komoditas utama untuk wilayah ASEAN juga tercatat adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya dengan pangsa impor dari ASEAN 15,10% dengan nilai impor US$3,5 miliar (Rp55 triliun). Komoditas kedua terbesar untuk kawasan ini adalah mesin/peralatan mekanis dan bagiannya yang mencatatkan pangsa impor 13,96% dan nilai impor US$3,2 miliar (Rp50,28 triliun).

Negara selanjutnya adalah Jepang dimana komoditas impor Indonesia dari negara tersebut adalah mesin/peralatan mekanis dan bagiannya yang mencatatkan pangsa impor 21,5% dengan nilai US$2,7 miliar (Rp42,43 triliun).

Uni Eropa juga tercatat sebagai negara asal impor dengan komoditas utamanya yang diimpor adalah mesin/peralatan mekanis dan bagiannya dengan pangsa impor sebesar 27,8% dengan nilai US$3 miliar (Rp47,14 triliun) dan mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya dengan pangsa impor 8,26% dengan nilai US$900 juta (Rp14,14 triliun).

Korea Selatan juga menjadi negara asal impor dengan komoditas utama yang diimpor yaitu mesin/peralatan mekanis dan bagiannya dengan pangsa 18,5% dan nilai impor US$1,4 miliar (Rp22 triliun) dan mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya dengan pangsa impor 18,28% dan nilai impor US$1,4 miliar (Rp22 triliun).

Selain mesin, komoditas yang masih mendominasi adalah besi dan baja yang diimpor dari China, Jepang, dan Korea. Komoditas lainnya yang masih mendominasi adalah kendaraan dan bagiannya  yang diimpor dari Jepang dan Uni Eropa.