Nampak sejumlah pengunjung tengah berbelanja kebutuhan pokok makanan di pasar modern kawasan BSD Tangerang Selatan, Senin 26 Juli 2021. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Industri

Meski Ada PPKM, Penjualan Eceran Juli 2021 Diprediksi Membaik

  • Hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia memperkirakan kinerja penjualan eceran pada Juli 2021 secara bulanan akan membaik.

Industri

Laila Ramdhini

JAKARTA - Hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia memperkirakan kinerja penjualan eceran pada Juli 2021 secara bulanan akan membaik. Hal ini tercermin dari berkurangnya kontraksi Indeks Penjualan Riil (IPR) menjadi sebesar minus 8,3% (mtm).

Perbaikan tersebut ditopang oleh peningkatan kinerja penjualan kelompok makanan, minuman dan tembakau. Penjualan diperkirakan masih cukup baik didukung berbagai strategi seperti pemasaran daring atau pesan antar yang meningkat.

Dengan demikian, adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan selama kurang lebih sebulan penuh pada Juli tidak berdampak besar pada penjualan ritel.

Secara tahunan, penjualan eceran Juli 2021 terkontraksi 6,2% (yoy) terutama pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi, barang budaya dan rekreasi, serta subkelompok sandang.

Penjualan Eceran Juni 2021

Kinerja penjualan eceran pada Juni 2021 mengalami kontraksi. Bank Indonesia mencatat indeks penjualan pada Juni 2021 minus 12,8% atau anjlok dari Mei 2021 sebesar 3,2% (month to month/mtm).

“Hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) mengindikasikan kinerja penjualan eceran terbatas dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya,” kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa, 10 Agustus 2021.

Kinerja penjualan eceran Juni 2021 yang jika dilihat secara tahunan tumbuh 2,5 persen (yoy) tersebut ditopang pertumbuhan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dan subkelompok sandang.

Responden menyampaikan kontraksi pada Juni terjadi karena menurunnya permintaan seiring kembali normalnya konsumsi setelah Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri, khususnya pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

Dari sisi harga, responden memproyeksikan tekanan inflasi pada September akan menurun dan pada Desember memperkirakan meningkat.

Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) pada September sebesar 112,7, menurun dari bulan sebelumnya didukung pasokan yang cukup karena distribusi barang yang lancar.

Sementara itu, IEH pada Desember sebesar 129,3 atau lebih tinggi dari capaian pada bulan sebelumnya sebesar 119,9 didorong oleh tingginya permintaan dan berkurangnya ketersediaan barang saat HBKN Natal dan persiapan Tahun Baru.