Meski Dihantam Corona, Harga 9 Komoditas Justru Meroket
JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sembilan komoditas yang mengalami kenaikan harga di tengah kontraksi ekonomi akibat pandemi COVID-19. Kepala BPS Suhariyanto memaparkan delapan komoditas yang mengalami kenaikan harga di antaranya perak, seng, tembaga, nikel, timah, cokelat, emas, dan karet. Di sektor migas, minyak mentah tercatat juga mengalami kenaikan harga. “Ada beberapa komoditas […]
Industri
JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sembilan komoditas yang mengalami kenaikan harga di tengah kontraksi ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Kepala BPS Suhariyanto memaparkan delapan komoditas yang mengalami kenaikan harga di antaranya perak, seng, tembaga, nikel, timah, cokelat, emas, dan karet. Di sektor migas, minyak mentah tercatat juga mengalami kenaikan harga.
“Ada beberapa komoditas non migas dan migas yang mengalami peningkatan harga dari April ke Mei 2020,” kata Suhariyanto, Senin, 15 Juni 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Kondisi perekonomian global yang masih terkontraksi cukup dalam memengaruhi terjadinya pelemahan daya beli masyarakat. Sementara, kebijakan penutupan sejumlah negara juga menekan volume produksi.
Menurut pantauan BPS, harga minyak mentah dunia pada Mei naik menjadi US$25,67 per barel, melonjak 24,25% dari sebelumnya di level US$20,66 per barel pada April 2020.
“Tetapi jika dibandingkan dengan Mei 2019, terjadi penurunan signifikan yaitu 22,3%,” imbuh dia.
Di sisi lain, Suhariyanto menyebut ada beberapa komoditas yang justru mengalami penurunan harga seperti batu bara, dari April ke Mei turun 10,41% kemudian juga terjadi penurunan untuk minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO). Minyak sawit dari April ke Mei mengalami penurunan 5,75%. (SKO)