Usai Twitter Diambil Alih Elon Musk, Pengguna Berbondong-Bondong Pindah ke Mastodon, Tertarik Mencoba?
Tekno

Meski Diklaim jadi Pengganti Twitter, Mengapa Sekarang Banyak Pengguna Tinggalkan Mastodon?

  • Inilah beberapa alasan mengapa banyak pengguna memilih tinggalkan Mastodon meski media sosial tersebut diklaim mampu menggantikan Twitter.

Tekno

Justina Nur Landhiani

JAKARTA - Beberapa waktu lalu situs Mastodon mendapatkan banyak pengguna, usai pengguna Twitter merasa resah atas kebijakan yang diambil Elon Musk. Mastodon adalah media sosial open source dan terdesentralisasi.

Mastodon juga tidak seperti media sosial populer lainnya karena merupakan organisasi nirlaba dan mengklaim lebih menguntungkan publik, bukan para pemegang saham.

Mastodon mungkin akan terlihat seperti tiruan Twitter, tapi sebenarnya sistem yang mendasari di balik platform microblogging tersebut justru jauh lebih kompleks. Layanan Mastodon terdesentralisasi tapi tidak menggunakan blockchain.  

Namun ternyata sekarang banyak orang meninggalkan Mastodon. Seperti yang dikutip dari The Guardian, pengguna Mastodon telah menyusut lebih dari 30%. Pengguna global turun dari 2,5 juta pada Desember 2022 menjadi 1,8 juta pengguna pada minggu pertama 2023.

Mengapa Banyak Pengguna Tinggalkan Mastodon?

Ada beragam alasan mengapa banyak pengguna meninggalkan Mastodon, tapi ada beberapa faktor yang tampaknya paling sering muncul.

Hal ini karena platform Mastodon tampaknya lebih didominasi oleh pengguna yang paham teknologi saja. Kondisi tersebut akan menyulitkan pengguna media sosial biasa untuk bisa menggunakan Mastodon.

Selain itu, Mastodon juga meminta pengguna untuk memilih server sendiri hingga harus mempelajari berbagai cara kerja platform. Hal ini juga akan membuat pengguna merasa kewalahan.

Itu tadi beberapa alasan mengapa banyak pengguna memilih tinggalkan Mastodon meski media sosial tersebut diklaim mampu menggantikan Twitter. Apakah Anda masih tertarik untuk mencobanya?