Meski Eropa Musuhi Rusia, Emasnya Masih Membanjiri Swiss
- Impor emas Rusia di Swiss mencapai titik tertinggi selama lebih dari dua tahun pada bulan Agustus
Nasional
ZURICH - Impor emas Rusia di Swiss mencapai titik tertinggi selama lebih dari dua tahun pada bulan Agustus. Ini terjadi karena investor memandang pusat penyulingan dan transit emas global sebagai sarana yang berpotensi untuk melakukan penjualan kembali.
Menurut data bea cukai Swiss, sekitar 5,7 ton emas batangan Moskow yang telah disuling di Inggris senilai US$320 juta atau kisaran Rp4, 8 teriliun (asumsi kurs Rp14. 900) tiba di negara itu pada Agustus. Jumlah ini merupakan yang terbesar sejak April 2020.
Lonjakan impor merupakan pertanda bahwa investor yang memiliki emas batangan asal Rusia meleburnya di kilang emas Swiss dan Inggris untuk kemudian dijual kembali.
- Rusia Incar Pasar Baru Pembeli Minyak Mentah, Ini Daftar Negaranya
- Pemerintah Serap Dana Rp6,27 Triliun dari Lelang 6 Seri Sukuk Negara
- Badai PHK Terjadi Lagi, Ini 5 Hal yang Harus Dilakukan Usai Dirumahkan
- Harga Emas Hari Ini Turun Goceng Jadi Rp937.000 Per Gram
Perlu diketahui, Rusia adalah penambang emas terbesar kedua di dunia, tetapi produksinya menurun sejak invasi Moskow ke Ukraina. Setelah invasi terjadi, baik AS, Uni Eropa dan Swiss menyetujui larangan ekspor emas dari Rusia. Namun, emas yang sudah terlanjur dikirim pada Agustus tak termasuk.
Meski begitu, emas Rusia masih memiliki stigma yang berusaha dihindari oleh investor. Karena itu, ratusan ton emas yang ditambang di Rusia akan tetap disimpan di Inggris, Swiss, dan AS.
Walau mendapat sanksi dari Eropa, Negara Sahabat Rusia yakni China tetap bersedia untuk mengimpor emas dari Negeri Beruang Merah. Tapi, impor dilakukan pada tingkat yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Berdasarkan laporan Insider pada Rabu, 21 September 2022, Beijing mengimpor 0,3 ton emas Rusia pada Agustus lalu.