<p>Awak media beraktivitas dengan latar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa, 13 April 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Insight Langit Biru

Meski IHSG Mengkerut, Gairah Dagang Saham Masih Cukup Kuat

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal Januari 2021 hingga 31 Mei 2021 fluktuatif dengan kecenderungan turun. Pada 4 Januari 2021 IHSG ditutup di posisi 6.104,90, lantas pada 31 Mei 2021 ia ditutup di level 5.947,47. IHSG telah turun 157 poin. Data Bloomberg menunjukkan return IHSG minus 0,53% ytd. Sepanjang tahun ini, IHSG pernah berada […]

Insight Langit Biru
Gloria Natalia Dolorosa

Gloria Natalia Dolorosa

Author

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal Januari 2021 hingga 31 Mei 2021 fluktuatif dengan kecenderungan turun. Pada 4 Januari 2021 IHSG ditutup di posisi 6.104,90, lantas pada 31 Mei 2021 ia ditutup di level 5.947,47.

IHSG telah turun 157 poin. Data Bloomberg menunjukkan return IHSG minus 0,53% ytd.

Sepanjang tahun ini, IHSG pernah berada di posisi tertinggi 6.435,32 pada 13 Januari dan posisi terendah di level 5.760,58 pada 19 Mei.

Meski gerak IHSG terbilang mengkerut, rata-rata volume dan nilai perdagangan saham harian sepanjang tahun berjalan ini lebih tinggi selama 5 tahun terakhir.

Memang tidak bisa disandingkan dengan catatan tahunan, tetapi setidaknya perbandingan ini memberikan gambaran masih antusiasnya investor berdagang di Bursa Efek Indonesia.

Selama lima bulan pertama 2021, rata-rata volume harian mencapai 18,3 miliar saham dan rata-rata nilai harian sebesar Rp13,67 triliun.

Sementara, rata-rata frekuensi perdagangan mencapai 1,23 juta kali, jauh lebih tinggi dalam kurun 5 tahun terakhir. Kapitalisasi pasar yang terbentuk per 31 Mei 2021 senilai Rp7.039 triliun.

Sepanjang tahun berjalan 2021 ini, nilai bersih investor asing mencapai Rp11,84 triliun. Angka ini setidaknya menunjukkan bahwa masih ada capital inflow investor asing ke Indonesia, yang bisa diartikan sebagai masih adanya kepercayaan investor asing pada pasar perdagangan saham di Indonesia.

Asumsi ini pun diperkuat bila membandingkan nilai bersih investor asing pada 2019 yang minus Rp47,81 triliun.

Dari negara-negara di Asia Tenggara, IHSG memang cukup terpuruk, dengan penurunan sebesar 0,53% selama lima bulan pertama 2021. STI Singapura mencatatkan pertumbuhan 11,41% dan VN-Index Vietnam tumbuh 20,31%.

Keterpurukan IHSG ini semakin nyata terlihat bila dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Indeks di Australia, China, Hong Kong, India, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan mampu tumbuh di atas 4%.