Meski Laba Bersih Tergerus Selama Pandemi, Pertamina Kembali Masuk Fortune 500
- PT Pertamina (Persero) kembali menembus daftar 500 perusahaan terbaik versi majalah Fortune atau yang biasa disebut Fortune 500. Pertamina menduduki peringkat 287 dengan nilai pemasukan (revenue rating) sekitar US$49,47 miliar atau Rp707,39 triliun (kurs Rp14.368 per dolar AS).
Industri
JAKARTA – PT Pertamina (Persero) kembali menembus daftar 500 perusahaan terbaik versi majalah Fortune atau yang biasa disebut Fortune 500. Pertamina menduduki peringkat 287 dengan nilai pemasukan (revenue rating) sekitar US$49,47 miliar atau Rp707,39 triliun (kurs Rp14.368 per dolar AS).
Sebagai informasi, Pertamina mencatatkan laba bersih konsolidasian sebesar US$1,05 miliar atau sekitar Rp15,3 triliun pada tahun lalu. Akibat pandemi, jumlah tersebut anjlok 58,44% dari catatan 2019 yang sebesar US$2,53 miliar atau sekitar Rp35,8 triliun.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menilai keberhasilan Pertamina menembus kembali daftar Fortune Top 500 sebagai wujud dari kerja keras seluruh elemen perusahaan. Meski begitu, Erick melihat Pertamina masih bisa bersaing lagi sebagai salah satu perusahaan terbesar dunia.
“Frame bagi Pertamina adalah mesti bersaing dengan kompetitor di level dunia. Sebab Pertamina memiliki segala syarat, baik kualitas dan kapabilitas, untuk menunjangnya sebagai salah satu perusahaan besar dunia,” ujar Erick dalam keterangan resmi, Selasa, 3 Agustus 2021.
- Wismilak Inti Makmur Bagi Dividen Tunai Rp47,05 Miliar, Berikut Jadwal Lengkapnya
- Para Penguasa Tambang Batu Bara
- PPKM Level 1-4 Berlaku 3-9 Agustus, Ini Aturan Lengkapnya
Erick pun menyoroti performa Pertamina dari sisi bisnis maupun nonbisnis di tengah pandemi COVID-19 yang sedang melanda dunia.
Menurutnya, di tengah pandemi yang mempengaruhi perlambatan sektor bisnis, Pertamina tetap mampu menjadi salah satu motor penggerak perekonomian.
“Tidak hanya performa dari sisi bisnis, pada era pandemi saat ini kita dapat melihat sentralnya peran Pertamina lewat sejumlah lini bisnisnya dalam usaha mendukung kesehatan masyarakat,” tambah Erick.
Peran ini bisa dilihat mulai dari rumah sakit, hotel yang dialihfungsikan sebagai tempat isolasi dan istirahat tenaga kesehatan, hingga ikut aktif dalam menjamin ketersediaan oksigen.
Berdasarkan laporan keuangan Pertamina tahun buku 2020, total penjualan dan pendapatan tercatat turun 24,32% menjadi US$41,46 miliar. Pada 2019, penjualan dan pendapatan Pertamina tercatat sebesar US$54,79 miliar.