Industri

Meski Laba Besar, BUMN Masih Punya Utang hingga Rp1.640 Triliun pada 2022

  • Utang BUMN tahun 2022 membengkak jadi Rp1.640 triliun dari sebelumnya.
Industri
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan utang BUMN mencapai Rp1.640 triliun (unaudited) sepanjang 2022. Utang BUMN naik dari tahun sebelumnya yakni mencapai Rp1.580 triliun. Padahal, BUMN juga mencetak kenaikan laba yang besar menjadi Rp303,7 triliun pada 2022.

Erick menjelaskan, meski besarannya naik, namun rasio utang BUMN secara konsolidasi menurun menjadi 34,2%. Hal ini disebabkan peningkatan modal atau ekuitas yang terjadi secara signifikan.

"Ini yang kita tekankan bahwa persepsi BUMN banyak utang tidak dijaga dengan ekuitas yang baik itu salah. Bisa kami lihat modal kita itu Rp3.150 triliun, dibandingkan utang jauh lebih kecil utangnya," katanya saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Senin, 13 Februari 2023.

Menurutnya peningkatan ekuitas BUMN terjadi karena banyaknya aksi korporasi selama 2022 yang dilakukan, baik itu dari penyertaan modal negara (PMN) hingga lainnya.

Adapun penurunan rasio utang yang terjadi di BUMN, salah satunya yakni PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mempercepat pembayaran utang mencapai sekitar Rp96 triliun dan menekan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar 40%. Kedua, PT Pertamina (Persero) telah melakukan efisiensi hampir US$2,4 miliar.

Meski utang naik, Erick mendorong BUMN menggenjot investasi, baik di dalam atau luar pasar modal. Menurut dia, saat ini investasi di perusahaan pelat merah tidak jauh tertinggal dari swasta atau private sector.

Erick Thohir optimis perusahaan-perusahaan pelat merah pada tahun ini bisa membagikan dividen hingga Rp60 triliun. Hal ini dilihat dari pendapatan BUMN bertumbuh 14% dari Rp2,29 kuadriliun pada 2021 menjadi Rp2,61 kuadriliun pada 2022 (unaudited).