<p>Gedung Gudang Garam. / Gudanggaramtbk.com</p>
Industri

Meski Laba Rp10,8 Triliun, Gudang Garam Tak Bagikan Dividen, Kenapa?

  • JAKARTA-Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) memutuskan tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2019. Padahal, laba bersih yang berhasil diperoleh perseroan pada periode tersebut mencapai Rp10,8 triliun. “Laba perseroan untuk tahun buku 2019 seluruhnya dimasukkan dalam akun saldo laba dan akan digunakan untuk menambah modal kerja. Sehingga perseroan tidak membagikan […]

Industri
wahyudatun nisa

wahyudatun nisa

Author

JAKARTA-Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) memutuskan tidak membagikan dividen kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2019. Padahal, laba bersih yang berhasil diperoleh perseroan pada periode tersebut mencapai Rp10,8 triliun.

“Laba perseroan untuk tahun buku 2019 seluruhnya dimasukkan dalam akun saldo laba dan akan digunakan untuk menambah modal kerja. Sehingga perseroan tidak membagikan dividen kepada pemegang saham untuk tahun buku 2019,” tulis perseroan dalam keterangan resmi, Jumat, 29 Agustus 2020.

Keputusan itu ditetapkan berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada 28 Agustus 2020 di Grand Surya Hotel, Kediri, Jawa Timur. Adapun, hal ini merupakan pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir perseroan tidak membagikan dividen.

Padahal, emiten rokok ini termasuk perusahaan yang royal membagikan dividen. Perseroan pun masuk dalam deretan emiten yang menjadi anggota indeks IDX high dividend 20 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Secara rinci, indeks tersebut beranggotakan 20 saham yang membagikan dividen tunai selama tiga tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.

Misalnya pada 2019, perusahaan bersandi saham GGRM ini mampu membagikan dividen tunai kepada pemegang saham sebesar Rp5 triliun. Jumlah itu setara dengan 2.600 per saham untuk tahun buku 2018.

Berdasarkan riset Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dividend payout ratio (DPR) Gudang Garam pada 2015 hingga 2017 cukup tinggi. Pada 2015, DPR perseroan sebesar 78% dengan jumlah laba bersih sebesar Rp Rp6,44 triliun.

Kemudian pada 2016, DPR emiten rokok itu sebesar 75% dengan laba bersih sebanyak Rp6,67 triliun. Pada 2017, DPR perseroan tercatat sebesar 65% dengan jumlah laba bersih senilai Rp7,75 triliun.

Pada 2019, perseroan berhasil mencetak pertumbuhan laba 39,64% menjadi Rp10,88 triliun. Pertumbuhan laba ini disumbang oleh meningkatnya pendapatan di 2019 menjadi Rp110,52 triliun. Jumlah itu naik 15,48% secara tahunan.