<p>Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengeklaim berhasil melakukan efisiensi biaya di lapangan sebesar US$500 juta hingga US$600 juta pada kuartal-I tahun 2021. / Ilustrasi. Sumber: esdm.go.id</p>
Nasional

Meski Lifting Migas Tak Capai Target, Negara Raup Pendapatan hingga Rp270 Triliun pada 2022

  • Penerimaan negara dari sektor migas tembus US$18,19 miliar setara dengan Rp270 triliun.

Nasional

Debrinata Rizky

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan catatan lifting migas belum mencapai target pada 2022. Namun, penerimaan negara dari sektor migas tembus US$18,19 miliar setara dengan Rp270 triliun (Kurs Rp15.000 per dolar AS) atau 183% dari target.

Dalam paparan SKK Migas dilansir pada Selasa, 24 Januari 2023, realisasi lifting minyak tahun 2022 sebesar 612.300 barel per hari (BOPD), atau hanya 87% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sementara untuk realisasi lifting atau salur gas mencapai 5.347 juta kubik per hari (MMSCFD) atau 92% dari target APBN.

Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi menyampaikan efisiensi operasional hulu migas terus meningkat. Hal ini terlihat dari alokasi biaya cost recovery yang telah ditetapkan pada APBN sebesar US$8,65 miliar, hanya terealisasi US$7,8 miliar atau 90,1% di 2022.

"Sebagai dari hasil peningkatan investasi dan kemampuan menjaga biaya-biaya secara efisien, maka penerimaan negara dari hulu migas di 2022 mencapai US$18,19 miliar, setara dengan Rp269 triliun atau 183% dari target yang ditetapkan US$9,95 miliar," ujarnya saat konferensi pers beberapa waktu lalu.

Selain penerimaan negara, Kurnia mengatakan, industri hulu migas juga meningkatkan kapasitas nasional. Sepanjang 2022, pencapaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hulu migas mencapai 64,75% atau lebih besar dibandingkan tahun 2021 sebesar 59%.

Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mencatatkan realisasi lifting minyak sepanjang 2022 mencapai 612.300 barel oil per day (bopd). Angka ini lebih rendah dari capaian lifting minyak pada 2021 yang mencapai 660.300 bopd.

Target tersebut tak bisa tercapai lantaran pandemi COVID-19 jenis Omicron menyerang. Sehingga, capaian lifting minyak pada 2022 hanya mencapai 612.300 bopd. Selain itu, adanya beberapa waterfall, dan beberapa klaim yang lebih tua pengeboran di lapangan sehingga diakuinya belum ada target improve.