Meski Minim, Ini Risiko Investasi Uang di Reksadana
Gaya Hidup

Meski Minim, Ini Risiko Investasi Uang di Reksadana

  • reksadana menjadi salah satu instrumen investasi yang paling minim risiko selain tabungan.

Gaya Hidup

Rizky C. Septania

JAKARTA- Reksadana menjadi salah satu instrumen investasi yang paling minim risiko selain tabungan. Meski begitu, Reksadana memberi imbal jasa yang lumyan tinggi jika dibanding dengan tabungan, walau tak sebesar investasi saham.

Lantaran minim risiko, reksadana menjadi salah satu instrumen investasi yang banyak dipilih oleh para investor. Terutama bagi investor pemula.

Namun meski risikonya minim, Anda harus mengetahui sebetulnya spa yang menjadi risiko dari reksadana. Sebab, alih-alih untung, Anda malah jadi buntung jika Anda tak memperhatikan risikonya.

1. Nilai Unit Penyertaan Turun

Risiko dari investasi reksadana yang kerap ditemui oleh para investor adalah turunnya nilai unit penyertaan pada reksadana.

Hal ini terjadi lantaran pegaruh dari turunnya harga efek lainnya seperti harga Efek, seperti saham, obligasi, dan surat berharga lain.

2. Likuiditas

Likuiditas atau penjairan jadi salah satu risiko reksadana yang wajib diperhatikan.

Dalam beberapa kasus, Manajer Investasi akan mengalami kesulitan ketika pihak yang mengajukan reksadana melakukan penjualan kembali atau redemption atas unit-unit milik mereka akibat adanya likuiditas yang kurang baik.

3. Wanprestasi

Risiko ini muncul di banyak instrumen investasi, salah satunya Reksadana. Wanprestasi terjadi ketika pihak yang mengadakan reksadana tidak membayar ganti rugi segera ketika terjadi force majure.

Biasanya, Wanprestasi muncul ketika pihak-pihak reksadana, seperti bank kustodian, pialang, atau bencana alam membuat nilai aktiva bersih reksadana menurun. Alhasil, perusahaan tak dapat mencairkan dana yang telah disimpan.