<p>Aktivitas pekerja disalah satu tempat produksi kerang hijau di perkampungan nelayan kawasan Cilincing, Jakarta Utara, Minggu, 26 Juli 2020. Warga dan nelayan mengaku dampak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat pandemi COVID-19 sangat berpengaruh terhadap perekonomian warga pesisir Jakarta Utara. Harga jual hasil laut nelayan merosot tajam, seperti harga jual ikan berkurang hingga setengah harga normal. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Meski Pandemi, Implementasi Ekonomi Hijau Tidak Berhenti

  • JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan implementasi ekonomi hijau tidak akan terhenti meskipun tengah menghadapi krisis akibat pandemi COVID-19. Bahkan, kini muncul konsep green recovery yang berkaitan dengan isu perubahan iklim global yang akan berpengaruh pada aspek ekonomi di berbagi negara. “Saya percaya bahwa implementasi green recovery akan menjadi pendorong transformasi ekonomi dunia. […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan implementasi ekonomi hijau tidak akan terhenti meskipun tengah menghadapi krisis akibat pandemi COVID-19.

Bahkan, kini muncul konsep green recovery yang berkaitan dengan isu perubahan iklim global yang akan berpengaruh pada aspek ekonomi di berbagi negara.

“Saya percaya bahwa implementasi green recovery akan menjadi pendorong transformasi ekonomi dunia. Indonesia terus berkomitmen mengurangi emisi karbon, untuk mencapai a climate resilient-nation,” kata Sri Mulyani dalam keterangan resmi, Kamis, 15 Oktober 2020.

Menteri Keuangan terbaik se-Asia Pasific 2020 ini mengatakan upaya implementasi green recovery ini sebuah keharusan. Pasalnya, perubahan iklim memungkinkan meningkatnya potensi penyakit yang bisa menimbukan pandemi dan krisis kesehatan nasional yang akan sama atau bahkan bisa lebih buruk daripada saat ini.

“Para pembuat kebijakan harus melihat secara lebih dekat mengenai paket pemulihan dari perspektif strategi jangka panjang untuk membangun ekonomi secara berkelanjutan,” tambah dia.

Langkah Konkret Pemerintah

Komitmen pemerintah terkait ekonomi hijau sudah ada sebelum terjadinya pandemi. Tepatnya tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024, dengan strateginya yaitu pembangunan rendah karbon.

Dari sisi pembiayaan, Indonesia telah menerbitkan Soverign Global Green Sukuk setiap tahunnya sejak 2018, dengan total nominal yang berhasil dihimpun sebesar US$2,75 miliar.

Dana ini kemudian dialokasikan untuk membiayai transportasi yang berkelanjutan seperti pembangunan jalur rel ganda dan pembangunan kapal yang hemat energi.

Serta untuk mitigasi banjir dan daerah rentan bencana serta akses terhadap sumber energi yang terbarukan. Lalu, pemerintah menggunakan dana ini untuk proyek pengelolaan limbah dan efisiensi energi di seluruh negeri. 

Proyek-proyek tersebut diharapkan dapat mengurangi emisi sekitar 8,9 juta ekuivalen CO2.  Pemerintah juga telah menerbitkan green sukuk ritel pertama dunia pada 2019 dengan total investasi sebesar US$100 juta.

Terkait dengan anggaran pemulihan ekonomi nasional,  stimulus ini juga termasuk pendanaan untuk proyek hijau padat karya seperti proyek respirasi mangrove yang mencakup 50 ribu hektar dan mempekerjakan 25 ribu tenaga kerja.

“Komitmen kami agar meskipun Indonesia sedang menghadapi krisis, namun tetap bisa menciptakan lapangan pekerjaan dalam pelaksaan beberapa proyek hijau.”