Meski Pandemi, Laba Emiten Properti Intiland Q1-2020 Melonjak 74,4%
JAKARTA – Meski menghadapi pandemi COVID-19, emiten properti PT Intiland Development Tbk. (DILD) membukukan lonjakan laba bersih mencapai 74,4% (year-on-year/YoY) pada tiga bulan pertama tahun 2020. Mengutip laporan keuangan yang dirilis di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 12 Juni 2020, emiten bersandi saham DILD itu berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp84,4 miliar pada kuartal I-2020. […]
Industri
JAKARTA – Meski menghadapi pandemi COVID-19, emiten properti PT Intiland Development Tbk. (DILD) membukukan lonjakan laba bersih mencapai 74,4% (year-on-year/YoY) pada tiga bulan pertama tahun 2020.
Mengutip laporan keuangan yang dirilis di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 12 Juni 2020, emiten bersandi saham DILD itu berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp84,4 miliar pada kuartal I-2020. Sementara di periode yang sama tahun sebelumnya, laba bersih Intiland sebesar Rp48,4 miliar.
Jika dilihat dari sisi pendapatan, ada penurunan tipis sebesar 6,4%. Pendapatan pada triwulan pertama tahun ini sebesar Rp830,6 miliar, sedangkan pada triwulan pertama 2019 sebesar Rp887,6 miliar.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Menurunnya pendapatan ini terjadi karena penerapan standar akuntansi baru yakni PSAK 72, yang mengakibatkan adanya penurunan pengakukan pendapatan dari segmen residensial mixed-use, high-rise, dan landed house.
Penurunan tersebut juga dipengaruhi oleh melemahnya pasar properti sejak awal tahun 2020 ini. Namun, penurunan pendapatan ini tak menyurutkan perusahaan properti ini untuk memperoleh kenaikan laba bersihnya.
“Meningkatnya laba bersih didorong oleh kenaikkan pendapatan dari proyek-proyek yang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan dengan tahun lalu, karena penerapan standar akuntansi baru. Sehingga laba bersih menjadi lebih tinggi,” jelas Intiland dalam siaran pers di Jakarta.
Secara rinci, pendapatan tahun ini didominasi oleh segmen pendapatan pembangunan sebesar Rp546,8 miliar atau berkontribusi sebesar 65,8%. Pendapatan pembangunan ini berasal dari segmen mixed-use & high-rise sebesar Rp455,1 miliar dan segmen landed house sebesar Rp91,7 miliar.
Kemudian setelah pendapatan pembangunan, segmen pendapatan berulang menjadi penyumbang terbesar urutan kedua setelahnya yakni sebesar 19,2% atau Rp159,6 miliar.
Disusul keuntungan dari dampak penerapan standar akuntansi baru berkontribusi sebesar 14,9% atau Rp124,1 miliar. Adapun, keuntungan tersebut tidak tampak pada tahun buku sebelumnya karena penerapan standar akuntansi ini baru diterapkan di tahun ini.
“Pendapatan segmen landed house berasal dari pengiriman unit rumah di Graha Natura, Serenia Hills, Talaga Bestari, Griya Kediaman Semanan, dan Magnolia. Selain itu, ada penjualan seluas 3,2 hektare di Gunung Anyar, Surabaya sebesar Rp58,3 miliar sebagai kelanjutan dari penjualan transaksi aset non-inti tahun lalu,” ungkap Intiland.
Untuk pendapatan segmen mixed-use & high-rise dihasilkan dari penjualan Graha Golf, Rosebay, Aeropolis dan Regatta. Sementara itu, pendapatan berulang datang dari klub olahraga dan fasilitas, sewa ruang kantor dan ritel, serta bangunan pabrik standar dari kawasan industri.
Laba kotor perusahaan pun mengalami peningkatan sebesar 41,9% yoy. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan laba dari segmen landed house, dari yang semula sebesar 47,8% pada kuartal I-2019 menjadi 74,3% pada kuartal I-2020.
Sementara pada segmen mixed-use & high-rise, laba kotornya turun tipis menjadi 24,8% pada kuartal I-2020 dari sebesar 29,4% pada kuartal I-2019. Segmen properti investasi pun ikut menurun dari 35,5% pada kuartal I-2019 menjadi 26,8% pada kuartal I-2020. (SKO)